Jendela Rumah Jiah

Dengan Membaca, Kita Mengenal Dunia

jeru-ji.blogspot.com by Jiah Al Jafara . Header by Khoirur Rohmah. Diberdayakan oleh Blogger.

Sheila, Luka Hati Seorang Gadis Kecil

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Sheila, Luka Hati Seorang Gadis Kecil
Penulis: Torey Hayden
Penerjemah: Rahmani Astuti
Tahun terbit: 1980/2001
Penerbit: Qanita
Halaman: 382
ISBN: 978-602-8579-04-9
Rating: 4

Apa yang kalian pikirkan jika ada gadis enam tahun membakar anak laki-laki 3 tahun dan nyaris mati?



Torey Hayden guru dari  kelas khusus dengan 8 murid luar biasa harus menerima Sheila di kelasnya sebelum memasukkannya ke rumah sakit. Sheila yang kecil, kumal, agresif, pembangkang dengan sejuta problema. Apakah Torey atau Sheila sendiri mampu menangani semua masalah?

***

Tahu novel psikologi ini sebenarnya sudah lama banget, MTs entah kelas berapa. Novel yang saya lihat lebih kecil, tebal dengan cover gadis cilik, pirang tersenyum. Waktu saya MAN, akhirnya bisa juga pinjam tuh novel dan membacanya. Saya enggak tahu kenapa ingin sekali mengetahui kisah di dalamnya. Semacam ada sihir tersendiri, mengkin..., dan sekarang saya baca lagi.

"Menjadi gila tidaklah buruk. Tapi berbeda, itu saja." (Hal 101)

Alur maju, sedikit flashback menceritakan tentang Torey Hayden, guru yang bertemu dengan anak-anak luar biasa seperti Sheila. Sheila, gadis cilik yang ditinggal ibunya dan menyimpan trauma. Sheila yang polos dan susah dikendalikan akhirnya bertemu guru, teman yang tepat. Torey sendiri walaupun sudah biasa dengan tantangan, tetap saja dia hanya manusia biasa yang punya keterbatasan kesabaran.

Baca novel ini rasanya campur aduk. Terhibur dengan tingkah anak-anak spesial seperti autis, takut orang lain, tapi akhirnya mereka saling melengkapi. Kadang ada bagian ngerinya juga dengan cerita anak-anak yang mengalami kekerasan bahkan pelecehan seksual. Semua diramu jadi kisah yang bikin haru.

Ketika pertama kali baca, saya memang enggak berharap bertemu dengan anak-anak normal. Saya selalu bertanya, betapa hebatnya orangtua, guru, dan mereka yang sendiri yang menerima semua keterbatasan yang ada.

"Dan saya sadari dengan perasaan sedih bahwa kita tidak pernah bisa benar-benar memahami bagaimana rasanya menjadi orang lain. Kita pun tampaknya tidak pernah bisa menerima kebenaran itu, merasa diri kita maha tahu meskipun kita punya keterbatasan berupa daging dan tulang. Terutama dengan anak-anak. Namun, sesungguhnya kita tidak pernah tahu." (Hal 223)

Dari novel ini saya belajar banyak hal tentang anak-anak istimewa, diantaranya:

  • Anak dengan IQ rendah dan tinggi harus punya penanganan khusus. Mereka akan berbicara banyak hal diluar kebanyakan orang dan kita harus bisa mengimbangi.
  • Tanamkan hal-hal postitif karena anak akan merekam apa saja yang kita tanamkan. Saat kita berbicara atau melakukan hal negatif, besar kemungkinan mereka akan meniru.
  • Bebaskan mereka untuk berekspresi tapi tetap kontrol dan awasi.
  • Cek keadaan mereka, lindungi, dan jauhkan mereka dari kekerasan baik fisik maupun psikis.

Kisah Sheila ini masih ada kelanjutannya di buku kedua. Sayang saya belum baca. Saya penasaran dengan kelanjutan hidup Sheila. Mungkinkah dia akan bertemu Ibunya? Entah. Saya akan segera mencari bukunya. Dan andai bertemu Torey, ajak saya ketemu Sheila dan muridmu yang luar biasa itu!

Sampai jumpa. Happy blogging!


MFF Reading Callenge November 2016

4 komentar

  1. Ini novelnya ada 2 jilid dan aku sudah baca semua. Bagus sekali. Aku baca sekitar 13 tahun yg lalu hehehe...

    BalasHapus
  2. Jadi penasaran pengen baca juga, coba deh aku cari di tokbuk kali masih ada ya Ji :)

    BalasHapus

Komentar, yuk!