Jendela Rumah Jiah

Dengan Membaca, Kita Mengenal Dunia

jeru-ji.blogspot.com by Jiah Al Jafara . Header by Khoirur Rohmah. Diberdayakan oleh Blogger.

Rosid & Delia

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul Buku: Rosid & Delia
Penulis: Ben Sohib
Tahun Terbit: 2008
Penyunting: Mehdy Zidane
Penerbit: Ufuk Press
ISBN: 602-8224-31-4
Halaman: 414
Rating: 2

Agama apa pun selalu mengajarkan kebaikan

Pernahkah kalian cinta seseorang tanpa memandang siapa bahkan agamanya? Bagaimana jika cintamu banyak penghalang? Haruskah berpisah? Atau justru sama-sama berjuang agar bisa bahagia?

Pertama kali lihat novel ini di pameran buku kemarin, yang saya ingat adalah Reza Rahardian. Novel lama karya Ben Sohib ini pernah difilmkan dengan judul 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta. Buku ini juga merupakan buku lanjutan dari The Da Peci Code yang laris manis kala itu. Harapan saya, jelas buku ini pasti wow dong karena udah masuk layar lebar.

Di cerita The Da Peci Code, Rosid adalah anak Betawi yang harus pakai peci putih seperti leluhurnya. Berhubung si Rosid ini kribo, dia malaslah karena enggak akan cukup si peci untuk nutupi rambutnya. Selain itu, jelas ada alasan lain yang kalian bisa baca di The Da Peci Code.

Novel Rosid & Delia, cerita lanjutan si Rosid yang akhirnya pulang dan ikut jaga toko Abahnya. Abahnya sudah tenang dan nerima kondisi kekriboan Rosid. Tapi itu tak lama karena Rosid ternyata punya pacar bernama Delia, gadis cantik yang beda agama dengannya. Si Abah jelas kebakaran jenggot karena dalam kamusnya tak ada yang namanya nikah beda agama.

Dari alasan itu lah, Abah akhirnya mencari cara agar Rosid dan Delia putus. Caranya mulai dari mencari perempuan untuk dikenalkan dengan Rosid sampai berhubungan dengan 'Orang Pintar'. Pertanyaannya, berhasilkah Abah memisahkan Rosid dan Delia?

Selain alasan karena pernah difilmkan, saya baca buku ini karena rindu sama seorang teman yang sering menulis dengan bahasa betawi. Ya lumayanlah untuk mengurangi rasa rindu di hati, ciyeee!

Dari alurnya, lurus maju. Ada mundur dikit untuk mengingat buku sebelumnya. Setting tempat banyak daerah Jakartanya, dari jalan juga dijelaskan dan saya cukup mendapat gambaran.

Penokohan sendiri tidak detail karena mungkin sudah dijelaskan di buku pertama dan saya belum baca. Ciri fisik yang kentara ya kribonya si Rosid, peci putih si Abah dan Delia yang pakai kalung salib. Katanya di buku The Da Peci Code si Rosid ini pecinta seni. Tapi di buku Rosid & Delia, karakter itu enggak ada. Lebih nonjolin Rosid yang bekerja keras karena dia mau menikahi Delia. Kalau soal kritis, ya masih kelihatanlah.

Sayangnya, saya merasa novel ini terlalu datar padahal masalah yang diambil adalah cinta beda agama. Saya kira bakal ada diskusi panjang tentang agama A dan B, bukan untuk pertengkaran tapi lebih memahami bahwa semua agama itu baik. Novel ini banyak difokuskan ke arah bagaimana Rosid dan Delia putus. Cara-cara yang diajukan juga kurang banyak, masih terlalu simpel dan tahu-tahu mereka baikan aja. Kenapa enggak ada demo-demo nomor cantik juga ya? Ah, tahun itu suasana masih ayem kali ya.

Kalau ditanya endingnya, hah gitu doang! Puncak masalah juga kurang greget dan seperti dipaksa berakhir padahal belum. Kabar buku ketiga pun tak ada. Jadi ya kecewa juga.

Lha terus ngapain baca buku ini?

Saya cuma mau bilang, banyak sekali orang beragama tapi dia hanya ikut leluhur tanpa betul-betul tahu bagaimana nilai-nilai dalam agama itu. Di Novel ini Abah bilang muslim, tapi masih saja percaya dengan 'Orang Pintar' seperti dukun. Bahkan urusan hati, cinta aja masih didukunin dan sampai sekarang masih ada orang macam itu. Harusnya sih walaupun kita beda agama, beda suku, beda cara pandang bukan alasan untuk perang. Sayangnya, bahkan agama sama pun sering terjadi perselisihan. Tapi yang jelas, berbuat baiklah tanpa melihat dia siapa, suku apa dan atau agama apa. Karena surga neraka itu urusan Tuhan, bukan manusia.

Dan akhirnya saya bisa ikut Monday FlashFiction Reading Challenge Oktober 2017 juga, hehehe. Karena sudah lama absen reading challenge ini, rasanya sesuatu bangetlah bisa menulis review buku lagi. Kesan selama mengikuti, ya seneng aja karena bisa berbagi bacaan sama orang lain apalagi saat cuti nulis fiksi. Pesannya, admin dan pengurusnya jangan kapok buat adain reading challenge ini. Kalau bisa, dibuatin tips juga agar setelah baca kita langsung review. Karena jujur saya sendiri lumayan sering baca tapi kadang malas lalu kelupaan reviewnya. Semoga tahun depan, tahun depannya lagi masih terus ada ya!

Sampai jumpa. Happy Blogging!

19 komentar

  1. Kalau semua orang bisa berbuat baik tanpa melihat dia siapa, suku apa dan atau agama apa, saya jamin Indonesia akan menjadi bangsa yang paling kuat di dunia mba.. tapi apalah daya, masih banyak orang Indonesia yg mudah diadu domba dan dipecahkan hanya karena isu sara

    BalasHapus
  2. Di tempatku pun masih banyak orang yang percaya orang pintar untuk menyelesaikan masalah mereka. Ah semoga kita dijauhkan ya... aamiinn..
    Mungkin penulis sengaja membuat gregetnya kurang, biar lebih santai bacanya hihihi

    BalasHapus
  3. Seharusnya begitulah semuanya. walaupun berbeda pasti ada jalan tengah yang bisa dilalui bersama. Sepertinya untuk Zaman sekarang cocok dibaca nih. aku mau nyari dulu bukunya. mudah2an ketemu

    BalasHapus
  4. Mungkin si penulisnya tidak mau terlalu memusingkan tentang bagaimana dua agama itu ya, malah lebih ke 'bagaimana' cara putusnya, hehe.

    tapi ya, kita ambil baiklnya saja. karena memang benar semua agama yg diakui itu baik. :)

    BalasHapus
  5. penasaran deh ama bukunya ini. Kayanya bagus untuk dibaca. Terus itu tentang leluhurnya juga dapet yg menyuruh sang penerusnya menggunakan peci untuk taat agama juga. Makin penasaran jadinya

    BalasHapus
  6. bagus berarti ya bukunya, boleh nih. tapi aku belum pernah lihat nih buku lho

    BalasHapus
  7. Oh ini bukunya ya. Aku baru nonton film nya aja sih. Dan emang keren banget film nya. Pernah ku jadiin tulisan juga. Hehehe.

    Jadi pengen nyari bukunya

    BalasHapus
  8. Belum pernah nontonnya..belum pernah baca juga.., jadi ga tau..tapi ada review beginian jadi penasaran pengen beli bukunya.

    BalasHapus
  9. berbuat baiklah tanpa melihat dia siapa, suku apa dan atau agama apa. Karena surga neraka itu urusan Tuhan, bukan manusia.

    Kutipannya juara. Lah, aku baru tahu kalau 3 dunia dan bla bla itu dari novel juga.

    Hebat kamu, Mbak, mau baca buku kedua tanpa baca yg pertamanya dulu :-)

    BalasHapus
  10. Bukunya kayaknya menarik, deh. Apakah agak berat bukunya? Kayaknya berat deh soalnya bawa-bawa agama. :D

    SALAM UPIL GAUL! :D

    BalasHapus
  11. Jiaah..
    Aku ga bisa komentar tanpa SARA.
    Maaf yaa..

    Jadi aku termasuk orang yang sama sekali tidak setuju dengan kutipan di atas.

    Penjelasannya...kutakut menyinggung yang berkeyakinan berbeda denganku, jadi aku cuma berkomentar....hati-hati kalau baca novel ya, Jiah.

    Kadang muatan-muatan filsuf begini masuk ke alam bawah sadarmu dan...kamu jadi ragu dengan banyak hal terutama akidah keislamanmu.

    BalasHapus
  12. Kovernya lucu nih astaga, jadi pengin baca buku ala betawi gini, apalagi tema beda agama. Setuju sama tulisan bercetak tebal, urusan ibadah manusia yang urusan dia sendiri.

    BalasHapus
  13. Meski endingnya datar..Tp kok saya tertarik untuk membacanya ya
    Apa Krn judulnya yg simpel ?
    Ntar coba cari deh..mana tahu ada di perpustakaan

    BalasHapus
  14. coba orang disekitarku banyak yang cinta seseorang tanpa memandang siapa bahkan agamanya, pasti akan nyaman banget. Gak ada yang namanya bentrok dan masalah karena sara. Bayangin ahhh

    BalasHapus
  15. Aku ga tau kalau film itu ada bukunya. Wkwkwk. Iya kalau berbuat baik emang harus tanpa pandang bulu. Cuma suka kesel kalau inget in suatu hal ke sesama muslim dibilangnya kita ga toleran. Padahal sesama muslim harus saling mengingatkan. Kan kesel akutu2. #kemudiancurhat

    BalasHapus
  16. pas baca judulnya yang terbersit di kepalaku malah ini pasti novel plesetan dari kisah samson & delila hahahhaaa...

    jawaban untuk pertanyaan di awal postingan : pernah. dan itu cinta pertama saya huahahaaaa... dan kayaknya aku bakal mikir-mikir kalau musti baca buku ini mbak, takutnya malah baper wkwkkwkkw

    BalasHapus
  17. kalo ga salah inget aku pernah nonton filmnya nih, waktu itu sempet pernah di tayangin juga di tv soalnya.. dan baru tau juga ternyata di angkat dari novel ya

    BalasHapus
  18. Kalau de dapeci codeku udah pernah baca. Udah lama bgt paslagi heboh the davinci code dulu.jadi penasaran dgn novel rosid ini. Nanti cari ditobuk ah

    BalasHapus

Komentar, yuk!