Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Judul: Dilan
Penulis: Pidi Baiq
Penyunting Naskah: Moemoe & Huda Wahid
Tahun Terbit: 2014
Penerbit: DAR Mizan
ISBN: 978-602-7870-41-3
Dilan, beberapa waktu lalu sedang heboh soal Dilan dan Milea. Novel karya Pidi Baiq ini di filmkan dan cukup menuai banyak pujian. Kali ini saya tidak bahas filmya tapi bukunya saja.
Karena satu dan lain hal, saya baca ini secara elektronik. Ada 3 novel dan saya baca penuh buku 1 sementara buku 2 & 3 hanya lewat beberapa lembar.
Apa novelnya jelek?
Sebelum bicara itu, saya ceritakan apa yang ada di Dilan 1990. Dilan, cowok romantis, anak geng motor, sedikit pemberontak. Milea, gadis pindahan dari Jakarta yang ditaksir Dilan. Milea cantik, begitu kata Dilan.
Gara-gara ramalan absurd, Milea jadi penasaran dengan Dilan. Di Jakarta, Milea punya pacar bernama Beni. Di sekolah baru, ternyata ada anak cowok yang juga suka sama Milea. Ya begitulah cinta-cintaan di masa itu.
Sepanjang baca novelnya, Dilan tampil sebagai cowok yang tidak biasa. Kalau cowok lain ngasih hadiah boneka, Dilan ngasih TTS yang udah terisi. Katanya biar Milea enggak pusing. Dilan juga jadi pelindung Milea bahkan sampai nerantem gara-gara ada yang nampar Milea.
Lalu konfliknya apa?
Kalau kata saya, konfliknya hanya seputar hati. Kisah mereka terlalu damai. Orangtua keduanya enggak melarang pacaran, malah dukung. Padahal saya berharap ada konflik yang lebih besar. Lha anak SMA memang masalahnya seputar percintaan aja sih wong orangtua Dilan sama Milea berkecukupan ini.
Saya enggak bilang novel ini jelek, cuma memang bukan selera saya saja. Saya suka anak-anak yang berkonflik dengan hidup daripada urusan cinta-cintaan. Kaya novel Queen, All I (N)Ever Wanted, atau Remedy.
Untuk setting, duh karena saya bukan orang Bandung, jadi hanya sebatas tahu. Buat gombalan Dilan, ah dia bukan idaman saya. Percakapan Milea dan Dilan juga kebanyakan hahahehe. Sekali lagi maaf karena memang bukan selera saya. Lagian kenapa di awal udah digiring ke tempat Milea sama suaminya? Saya kan sukanya buruk sangka, hahaha.
Kalau kalian sudah baca novelnya? Suka Dilan dibagian mananya? Share yuk!
Sampai jumpa. Happy blogging!
Saya belum baca juga. Ditambah lagi agak sedikit kurang tertarik dengan novel mainstream yang tiba-tiba digilai sekelompok orang. Kalau percakapan mereka cuma banyakan heheheeh... Ini juga bukan selera saya. Dari ulasan di atas, sepertinya saya putuskan tidak baca. Bukan selera saya.
BalasHapusSalam kenal, mbak. Salam book blogger.