Jendela Rumah Jiah

Dengan Membaca, Kita Mengenal Dunia

jeru-ji.blogspot.com by Jiah Al Jafara . Header by Khoirur Rohmah. Diberdayakan oleh Blogger.

Galigi

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Galigi
Penulis: Gunawan Maryanto
Editor: Damhuri Muhammad
Tahun terbit: 2007
Penerbit: Koekoesan
Halaman: 158
ISBN: 979-99545-5-X
Rating: 3

Saya memiliki sepasang mata yang menakutkan. Ki Sanak bisa melihatnya sendiri tanpa saya harus berpanjang lebar menceritakan betapa mengerikannya mata saya. Seluruh orang yang telah bertatapan (sengaja maupun tidak) dengan saya, tak terkecuali Ibu saya yang di kemudian hari saya tahu bukan Ibu saya yang sebenarnya, mengatakan bahwa di dalam sepasang mata saya tersimpan gambar kematian mereka. Kematian dalam wujud yang paling menakutkan.



Sepasang mata saya adalah mimpi paling buruk yang tak mau mereka ulangi sekali lagi. Setelah bertatapan dengan mata saya untuk pertama kalinya, mereka akan menghindar sejauh-jauhnya sambil mengajak orang-orang yang bahkan belum pernah bertemu dengan saya. Hanya Ibu saya satu-satunya orang yang tetap bertahan di dekat saya, yang tidak takut pada kematian.

***

Pertama kali lihat buku ini membuat saya bertanya, Galigi itu apa? Disampulnya jelas tertulis kumpulan cerpen. Tapi saya memang tidak ada gambaran apa atau bagaimana Galigi itu.

Di dalamnya ada 12 cerita pendek:
1. Dua Cerita Tentang Boneka Kayu
2. Alang-alang
3. Sepasang Pendekar
4. Selendang Nawang
5. Nini Kembang
6. Galigi
7. Aku dan Tukang Tidur
8. Wa Mukmuk
9. Seorang Lelaki yang Mencari Jalan Kematian
10. Lasa
11. Khima
12. Lau Pon Nio

Akhirnya terjawab bahwa Galigi itu nama orang. Dia itu pendekar yang jatuh cinta pada Khima, gadis buta yang pandai main sitar. Khima sendiri punya ibu bernama Lasa.

Setiap cerita itu berbeda, tapi ada yang seperti bersambung kaya Galigi, Khima dan Lasa itu. Dan semua cerita di kumcer ini pernah terbit di surat kabar.

Terus terang karena saya suka roman yang happy ending, dan sayang nggak nemu sama sekali di salah satu cerita. Saya suka cerita Selendang Nawang. Lainnya suka juga cuma endingnya diserahkan ke pembaca alias gantung.

Buku ini boleh banget buat belajar kamu yang hobi kirim cepen ke media. Kalau saya sih masih mikir dulu, hehehe.

Sampai jumpa. Happy blogging!

Tidak ada komentar

Komentar, yuk!