Jendela Rumah Jiah

Dengan Membaca, Kita Mengenal Dunia

jeru-ji.blogspot.com by Jiah Al Jafara . Header by Khoirur Rohmah. Diberdayakan oleh Blogger.

Travelers' Tale: Belok Kanan, Barcelona!

Perjalanan apa yang paling berkesan buatmu? Bagaimana kalau perjalan menyatakan cinta di belahan bumi yang berbeda. Mau mencobanya?

Halo! Setelah sekian purnama, akhirnya saya menulis di blog ini. Ada yang rindu? Mungkin tidak, but it's okay karena jujur saya masih sangat kaku untuk membuat ulasan buku. Tak perlu berlama-lama, kali ini saya akan datang dengan Review Travelers' Tale: Belok Kanan, Barcelona!

Karena sebuah kabar pernikahan, empat orang sahabat yang terpisah benua kini bertemu kembali. Masing-masing punya misi dengan permasalahan hati. Sebenarnya apa yang terjadi di antara mereka? Akankah Barcelona menyelesaikan semuanya?

Travelers Tale Belok Kanan Barcelona

Penulis: Adhitya Mulya, Alaya Setya, Imam Hidajat, Ninit Yunita
Editor: Windy Ariestanty
Penerbit: Gagas Media
Cetakan Pertama: 2007
Halaman: 230
ISBN: 978-979-780-925-6

Review Travelers' Tale: Belok Kanan, Barcelona!


Sebelumnya, saya sudah menonton film Belok Kanan, Barcelona. Karena hal tersebut, saya terpikir untuk membaca novelnya juga. Saat kemarin ke Perpustakaan Daerah Jepara untuk memperbarui kartu, saya cari dan ternyata ada 1 buah. Langsung deh saya pinjam demi menuntaskan rasa penasaran.

Tapi gue harus datang ke Barcelona. Makna dari masa depan gue ada di sana ~ Hal 14

Sinopsis Travelers' Tale: Belok Kanan, Barcelona bercerita tentang empat sahabat masa kecil. Mereka itu Francis, Farah, Jusuf dan Retno. Mereka ini tumbuh bersama sampai benih-benih cinta muncul di antara mereka. Francis suka Retno, tapi terhalang perbedaan agama. Farah suka Francis dan Jusuf suka Farah.

Waktu berlalu dan mereka masih menyembunyikan perasaan masing-masing. Hingga suatu saat, Francis mengirim undangan pernikahannya yang akan di selenggarakan di Barcelona. Mereka yang saat ini bekerja di negara berbeda akhirnya datang dengan dan tanpa rencana ke Barcelona. Lalu, bagaimana akhir kisah mereka?

Travelers' Tale: Belok Kanan, Barcelona, Cerita Perjalanan dari Berbagai Negara


Ketika pertama membaca buku ini, kita akan dikenalkan dengan masing-masing tokoh. Memasuki Bab 5, saya sempat bingung, ini siapa yang bercerita. Balik lagi ke awal yang ternyata mereka menggunakan kata ganti yang berbeda. Gue menunjukkan Farah. Gua menunjukkan Jusuf. Aku menunjukkan Francis dan Retno menggunakan Saya. Dari sini meski tanpa keterangan, saya akhirnya tahu siapa yang sedang bercerita.

Jika di film hanya 3 orang yang berteman dari kecil, maka di buku ini mereka semua berteman dari masa anak-anak. Retno jatuh cinta pada Francis dimulai ketika laki-laki itu memberinya bekal Bakpao. Farah jatuh hati karena Francis baik, mau ngasih sontekan pada Jusuf. Dan Jusuf jatuh hati pada Farah saat praktikum pembedahan kodok.

Retno menolak Francis karena perbedaan mereka. Farah dan Jusuf menahan perasaan mereka sampai dewasa. Lalu kemudian, mereka bekerja di negara yang berbeda. Francis jadi pianis dan keliling dunia, terakhir di Kansas sebelum ke Barcelona untuk menikah. Farah bekerja sebagai arsitek dan sedang bertugas di Hoi An, Vietnam lalu kemudian lalu melakukan perjalanan bisnis ke Amman, Budapest, lewat Paris baru ke Barcelona. Dan Jusuf, dia bekerja sebagai Asisten Regional Marketing Manager di Cape Town, Afrika Selatan lalu bertugas ke Abidjan, nebeng ke Maroko baru ke Barcelona. Sementara Retno bekerja jadi staf KBRI di Kopenhagen Denmark, lalu melakukan Eurotrip dari Amsterdam dan berakhir di Barcelona. Sudah terbayang bagaimana perjalanan mereka?

Berhubung di sini ada empat tokoh yang masing-masing melakukan perjalanan yang berbeda, jujur saya hampir tidak mengingat bagaimana urutan negara yang mereka lewati. Untungnya di halaman paling depan, ada peta perjalanan mereka. Jadi saya pun hanya membaca dan lewat begitu saja.

A thousand mile journey begins with the first step ~ Lao Tzu

Jika di awal saya berpikir bahwa Travelers' Tale: Belok Kanan, Barcelona adalah novel, setelah membaca sampai selesai, saya mengambil kesimpulan bahwa ini adalah Buku Traveling. Jadi ceritanya seperti saat kita menulis di blog. Mulai dari kota A, ke kota B, dan lainnya. Secara konflik, ada tapi hanya datar saja, bukan yang benar-benar digali. Lha iya, kan tujuan mereka hanya untuk menyampaikan perasaannya. Selesai, tapi bukan yang boom!

Mau tidak mau, saya memang membandingkan antara film dan buku Belok Kanan, Barcelona yang punya banyak sekali perbedaan. Yang pertama tadi soal pertemanan dari masa anak-anak, pekerjaan Retno, Francis yang curhat ke Farah soal perasaannya ke Retno, e-mail serta undangan pernikahan, dan masih banyak lainnya. Dan sepertinya secara keseluruhan, saya lebih menyukai film daripada bukunya.

Meski begitu, buku ini masih cukup oke untuk dibaca. Saya paling suka bagian tips perjalanan yang bisa kita lakukan. Misalnya soal Traveling Plan mulai dari rencana trip, booking tiket dan pastinya soal finansial. Ada juga catatan soal tas yang sebaiknya kita bawa saat traveling singkat. Trik mengatasi jetlag dan transit, termasuk memilih transportasi dan akomodasi. Tak lupa, tentu saja ada informasi soal negara-negara yang mereka kunjungi dan lewati. Mohon maaf, bagian ini saya benar-benar hanya membaca karena terlalu banyak jika harus mengingatnya.

Untuk penulisan karakter, seperti di Film favorit saya itu Farah dan Jusuf. Saya sampai berpikir bahwa sebenarnya itu pemeran utama ya mereka berdua sedangkan Retno dan Francis hanya pendukung. Lalu jujur saja, di sini saya malah sebel sama Francis soal kisah cintanya. Ya sudahlah.

Traveling - It gives you home in thousand strange places, then leaves you a stranger in your own land ~ Ibn Battuta

Buat kamu yang butuh bacaan tentang perjalanan, Travelers' Tale: Belok Kanan, Barcelona ini lumayan untuk tambahan informasi. Dan tentu saja karena ini buku lama, banyak hal yang akan berubah. Kalau mau baca novel Adhitya Mulya yang lain, Sabtu Bersama Bapak boleh juga. Sekian, sampai jumpa!

14 komentar

  1. Ada beberapa kali aku kecewa nonton film yg diadaptasi dr novel yg lebih dahulu ku baca.. nah klo ini nonton filmnya dulu baru baca buku ya..hehe.. Dan menurutku wajar saja klo ada rasa kecewa Krn terasa berbeda karena bahasa tulisan tak selalu serupa dg bahasa film..hehe.
    BTW, trims review novel.ini ya..

    BalasHapus
  2. Penggunaan kata ganti yang berbeda mungkin juga agak membuat saya bingung ketika membacanya hehehe...
    Mungkin kalau dijelaskan dengan keterangan tertentu bisa lebih asyik ya...

    Saya kalau baca buku traveling macam ini, kayaknya banyak skip nama tempatnya, karena agak susah inget nama tempat 😂

    BalasHapus
  3. ohh jadi ini buku yang difilmkan yaa? beberapa kali nonton film yang diadaptasi dari buku/novel, dan biasanya selalu kecewa karena gak sesuai ekspektasi. nah, saya belum nonton film maupun baca bukunya belok kanan barcelona ini

    BalasHapus
  4. Buku dengan judul ini belum pernah saya baca, tapi waktu itu teman² saya pernah ajak untuk nonton..

    Karena kalau nonton film yang adaptasi dari buku, saya suka baca bukunya dulu karena pasti ada yang berbeda ya mba.

    Buku dari Adhitya Mulya yang pernah saya baca malah Sabtu bersama Bapak.

    BalasHapus
  5. aku suka dengan cerita perjalanan dengan segala background, history dan juga romansanya. Kayaknya baca bukunya seru yaaa

    BalasHapus
  6. Daku belum baca novelnya malah.
    Mau coba baca dulu, soalnya biasanya lebih asik novel ketimbang dijadikan film

    BalasHapus
  7. Jadi ini based on novel atau filmnya dulu baru di novelkan, Jiah?
    Rasanya seneng banget baca buku mengenai travelling tuh.. Berasa diajakin jalan-jalan beneran dan membayangkan dengan fantasi sesuai dengan penggambaran sang author.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buku yang difilmkan, tapi aku nonton dulu baru baca ini

      Hapus
  8. Kayaknya seru banget ini ya buku tarvel yang difilmkan, aku biasanya mending nonton dulu baru baca bukunya hehehe. Karena ga mudah menuangkan deskrip buku yang indah ke film

    BalasHapus
  9. Ini nih yang artinya membaca buku bisa menunjukkan dunia. Dari baca bukunya, kita jadi punya pengetahuan tentang berbagai negara ya

    BalasHapus
  10. Mungkin kalo di film memang harus difokusin ke kisah cintanya juga biar menarik ya mba. Soalnya kalo filmnya sama aja kayak buku, flat, tanpa kisah cinta yg dibuat boom, ga bakal laku filmnya 😅. Aku jadi pengen nonton filmnya aja drpd buku.

    Sukaa sih buku ttg perjalanan. Cuma ya jangan flat2 banget juga, kan pembaca pasti bosen 😅

    BalasHapus
  11. ijin menyimak review bukunya kak.

    BalasHapus
  12. Semua orang memiliki preferensi yang berbeda dalam hal gaya narasi dan jenis cerita yang mereka nikmati. Mungkin buku ini lebih cocok untuk orang-orang yang menyukai cerita perjalanan ringan dengan fokus pada perasaan dan pengalaman pelancong, tanpa harapan akan alur yang sangat dramatis atau penuh konflik. Terima kasih telah berbagi Kakak!

    BalasHapus
  13. Pernah dengar judulnya tapi belum pernah baca. Terima kasih ya reviewnya. Mungkin buat orang yang ingatannya pendek kaya aku kurang cocok, ya, hehehe :D

    BalasHapus

Komentar, yuk!