Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Judul : ... Ungu Pernikahan
Penulis : Titie Said, Pipiet Senja, Maria A, Sardjono, dkk.
Penyunting : Pipiet Senja
Editor : Koko Nata Kusuma
Cover : Dyotami
Layout : Afif Azhar
Tahun Terbit : April 2008
Halaman : 192
Penerbit : Penerbit Jendela
ISBN : 978-979-17810-0-8
“Semua koran memuat fotonya, walau wajahnya dikaburkan dan cuma
mencantumkan singkatan namanya, tetapi semua orang di kotanya tahu.
Berhari-hari kisah biadab itu membuat koran, majalah dan teve laris manis. Ia
merasa media cetak dan elektronik bertindak tidak adil, merobek-robek harga
dirinya”. (Hal 68)
Nuni merupakan korban
pemerkosaan yang beritanya tersebar di mana-mana. Nuni trauma, tapi Ibunya
gigih, berjuang untuk Nuni agar traumanya hilang. Sayang, Ibunya menderinya
kanker rahim. Sebelum meninggal, Ibunya meminta Nuni agar menikah. Dia pun mau
menikah dengan Kono, seorang yang pernah ditolaknya. Sayangnya, Kono ternyata
bukan lelaki baik. Dia melakukan kekerasan rumah tangga terhadap Nuni. Dia
selalu membahas masa lalu Nuni yang pernah diperkosa. Padahal Nuni masih
trauma.
“Suami selalu mengungkap peristiwa paling pahit dalam hidup istri.
Perkosaan pahit itu selalu diulang-ulang ketika ia memaksa dilayani, dan ia
memerkosa istri yang dianggapnya sebagi hak suami. Ini merupakan pelanggaran
hak.” Hal 71.
Buku ... Ungu Pernikahan
merupakan kumpulan kisah dan puisi rumah tangga yang dibumbui kekerasan fisik
maupun batin. Rata-rata kekerasan rumah tangga yang diceritakan di sini adalah
perempuan yang menjadi korban. Kekerasan bukan hanya dilakukan suami, tapi
orangtua, keluarga, juga termasuk di dalamnya.
Anggrek Putih untukmu merupakan
satu-satunya kisah di mana suami yang jadi korban karena nilai di masyarakat
bahwa kewajiban suami itu mencari nafkah. Jadi ketika akhirnya suami belum bisa
bekerja dan si istri yang mencari rizki, dia menjadi superior, semena-mena
terhadap suami.
“Padahal harga diri dan kelaki-lakian pria tidak terletak di situ melainkan
pada kepribadian, moralitas dan kematangan jiwanya. Sedangkan tugas dan
kewajiban di dalam penyelenggaraan rumah tangga termasuk membiayainya adalah
tugas suami istri bersama-sama.” Hal 89.
Sebenarnya tema yang diangkat
cukup menarik. Cuma, beberapa kisah penuturannya terkesan datar, menurut saya
sih. Ending? Rata-rata akhirnya
cerai, melapor ke polisi, dan sebagainya. Ada sih satu cerita yang saya suka.
Madame Keisha, simpel tapi ngena.
Typo, lumayan banyak. Hal 13
harusnya global warming, bukan warning. Hal 51 Putriku, bukan putraku.
Hal 70 Suaminya tapi tertulis saminya. Hal 92 ijau. Kapital tengah rIbuan tahun
di hal 158, dan ada juga bahasa asing yang tidak ada terjemahannya atau
penulisan tidak miring. Sebenarnya masih banyak, tapi ya sebatas korupsi huruf.
Karena pernikahan itu bukan
hanya tentang suami istri. Tapi tentang keluarga yang berbeda lalu bersatu.
Semoga KDRT tidak terjadi pada kita semua. Sampai jumpa di review saya selanjutnya!!!