Jendela Rumah Jiah

Dengan Membaca, Kita Mengenal Dunia

jeru-ji.blogspot.com by Jiah Al Jafara . Header by Khoirur Rohmah. Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label Quanta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Quanta. Tampilkan semua postingan

Dahsyatnya Ibadah Haji

1090.jpg
Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Dahsyatnya Ibadah Haji
Penulis: Abdul Cholik
Editor: Akhmad Muhaimin Azzet
Desain Sampul: Bang Doel
Penerbit: Quanta, PT Elex Media Komputindo
ISBN: 998141907
978-602-02-4810-3
Tahun Terbit: 2014
Halaman: 233

Labbaika Allaahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wan ni'mata laka wal-mulka laa syariika lak.

Haji merupakan rukun islam yang nomor lima. Banyak orang islam pada dasarnya ingin melaksanakan haji. Tapi, haji itu tidak seperti rukun islam lain. Untuk melaksanakan haji kita harus mampu. Mampu dalam hal apa?

Lewat buku Dahsyatnya Ibadah Haji: Catatan Perjalanan Ibadah di Makkah dan Madinah karya Pak Dhe Cholik ini kita bisa menemukan jawabannya. Kenapa buku ini?

Jujur, di luaran sana termasuk saya, membaca buku non fiksi kadang membuat ngantuk. Bahasa yang digunakan seperti buku pelajaran anak sekolah. Beda dengan buku ini. Bahasa yang Pak Dhe gunakan ringan, pas ngena untuk kita yang butuh pencerahan tentang ibadah haji dari orang yang sudah berhaji.

Buku ini merupakan catatan perjalanan haji Pak Dhe pada tahun 2006/2007 di usianya yang lebih dari 55 tahun. Kenapa baru berhaji di usia itu? Alasannya karena kesiapan biaya (Bukan hanya biaya hidup tapi juga pendidikan) dan juga cita-cita beliau yang ingin memberangkatkan Emak tercinta terlebih dahulu.

Ada 61 judul dalam buku ini mulai dari awal pendaftaran tabungan haji, persiapan dalam haji (Termasuk manasik haji dan benda-benda yang sebaiknya dibawa), saat naik, di dalam sampai turun pesawat, saat berhaji sampai berziarah dan rekreasi setelah berhaji serta pulang dengan selamat dari haji.

Selain sebagai jurnal, buku ini cocok disebut buku tip dan trik ala Pak Dhe. Tip dan trik dengan checklist barang bawaan, menandai koper, membawa karet gelang dalam thawaf, membawa teko listrik, mengingat tanda medan yang ada di sekitar sampai trik menyiasati hajat penting. Tak lupa juga doa maupun bacaan dalam buku panduan perjalanan haji juga turut disampaikan.

Perjalanan yang begitu jauhnya dengan biaya, persiapan yang tidak sedikit tak ada artinya tanpa niat yang baik.

"Saya dan istri perlu meluruskan niat, yaitu naik haji hanya karena Allah atau naik haji sebagai ibadah. Niat lurus ini sungguh penting, agar ibadah yang akan kami laksanakan sekali dalam seumur hidup ini dapat ridha dari Allah SWT. Kami ke tanah suci bukan untuk bersenang-senang dan rekreasi. Kami juga tidak ada niatan agar setelah pulang dari ibadah haji ini mendapat gelar haji dan dipanggil Pak dan Bu Haji." (Hal 7)

Bagi saya sendiri, niat juga menjadi syarat dari kemampuan berhaji. Kenapa? Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti saat kita melaksanakan haji. Bisa jadi medan yang kita tempuh tidak sesuai dengan bayangan kita atau kita diberi sedikit cobaan. Jadi ketika kita sudah meluruskan niat, kita pun akan ikhlas menghadapi semuanya.

"... Ibadah haji memang membutuhkan kemampuan. Itulah sebabnya seorang boleh menunaikan ibadah jika dia istitha'ah atau mampu. Kemampuan bukan hanya secara finansial bisa membayar ongkos naik haji, tetapi juga kemampuan fisik, mental, dan ilmu pengetahuan yang baik. Tentunya juga diawali dengan niat yang lurus agar mendapat ridha dan barakah dari Allah SWT." (Hal 2244)

Sedikit koreksi dalam buku ini:

1. Hal 26 paragraf kedua: menyilaukan mat, harusnya mata. Keterangan gambar, pedagang kali lima, harusnya kaki lima.

2. Hal 58 paragraf empat: apalagi dalan thawaf, harusnya dalam.

3. 129-130 paragraf akhir: ... Karena kami akan melaksanakan, tidak ada kelanjutannya dan langsung gambar. Mungkin kalimat yang masuk adalah melaksanakan jumrah.

4. Hal 137 paragraf kedua kalimat terakhir: saya dan istri dapat melempar, langsung gambar. Melempar jumrah.

5. Hal 138 paragraf kedua kalimat terakhir: memotong sebagian rambut karena waktu berangkat, langsung gambar. Melengkapi kalimat mungkin, sudah tahallul.

Kesalahan wajar tapi tetap harus diperbaiki. Untuk isi buku Dahsyatnya Ibadah Haji, bagi saya sudah TOP dan ya saya ikut merasakan ketegangan dalam berhaji. 

foto1092-001.jpg

Semoga kelak kita dimantapkan hati, kemampuan sehingga kita bisa melaksanakan panggilan-Nya seperti Pak Dhe, amin....

lomba-resensi-buku-dahsya.jpg

Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Menulis Resensi Buku Dahsyatnya Ibadah Haji