Bisamillaahirrahmaanirrahiim....
Judul: Lelaki Terindah
Penulis: Andrei Aksana
Desain dan layout sampul: Marcel A.W
Editor: Hetih Rusli
Setter: Anna Evita
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: keenam, Oktober 2011
Halaman: 224
ISBN: 978-979-22-7654-1
Sudah kualami perih karena kehilangan
Sudah kureguk kecewa karena ditinggalkan
Sudah ku didera luka karena dikhianati
Semua belum seberapa
Hanya satu derita yang paling menyiksa
Jatuh cinta tapi tak bisa memiliki
-Andrei Aksana
Seandainya Rafky tidak terlambat masuk pesawat. Seandainya dia menunggu penerbangan selanjutnya. Seandainya....
Rafky tidak pernah menyangka bahwa keterlambatannya menuju Bangkok akan mempertemukannya dengan Valent. Seandainya Rafky tidak menerima penawaran Valent, mungkinkah semua tidak akan terjadi?
Rafky, anak kedua, satu-satunya laki-laki dari tiga bersaudara. Dituntut sempurna, melindungi saudara perempuan, dan membanggakan orangtuanya. Sementara Valent, seorang laki-laki yang sejak kecil ditinggal mati Ayahnya. Hanya Ibu yang dia punya sementara dirinya menderinya diabetes.
Rafky, di depan Valent tak perlu menjadi yang sempurna. Sedang Valent, melihat Rafky seperti menemukan sosok lelaki pengayom yang dirindukan.
Semua bermula dari Bangkok. Akan kah dua lelaki ini menemukan apa yang mereka cari? Sementara di Indonesia dua gadis sedang menunggu mereka. Bagaimana akhir kisah mereka?
Jujur ketika pertama kali akan membaca novel ini, saya galau setengah mati. Saya pikir, Lelaki Terindah bercerita tentang lelaki dalam pandangan seorang perempuan. Setelah saya buka halaman paling depan, ternyata tentang Gay. Saya resah karena sebelumnya sama sekali belum pernah baca novel minoritas, Gay. Saya memberanikan diri, dan saya terpukau.
Dan kebekuan mencair tanpa perlu dipanasi. Karena perasaan telah menjadi tungku, menyalakan kehangatan yang dinanti. (Hal 35)
Dengan bahasa yang sangan romantis, lembut, penulis berhasil memikat saya. Walau ini cerita gay, sedikit dewasa, tapi deskripsi yang digunakan sangat menarik.
Dari awal kita diajak berjalan-jalan di Bangkok seperti ke Ayutthaya, Thon Buri sampai ke daerah remang-remang. Meski singkat, beberapa tempat di Thailand telah diceritakan dengan baik.
Ketika akhirnya mereka kembali ke Jakarta, justru itulah titik puncaknya. Mereka harus jujur pada diri, kekasih, keluarga mereka.
"Jangan pernah menyembunyikan sejarah. Karena suatu hari, kebenaran akan terbongkar juga." (Hal 79)
"Cinta adalah naluri. Kita tidak perlu belajar lebih dahulu untuk memahaminya." (Hal 85)
Lewat novel ini, saya mendapat arti cinta yang berbeda. Cinta sederhana yang diperjuangkan tapi mendapat pertentangan. Bukan hanya dari keluarga, tapi moralitas juga agama. Tak akan pernah ada orang yang mau dilahirkan dengan sebuah penyimpangan.
"Mengapakah kebahagiaan selalu dinilai dengan kacamata orang lain? Mengapakah orang lain yang selalu membakukan ukuran?" (Hal 198)
Kadang, sebagai orangtua kita menuntut semua yang terbaik untuk anak. Menuntut mereka menjadi sempurna, tanpa cela. Dan ketika cela itu nyata, mereka kecewa. Mereka marah. Apa yang telah mereka berika ternyata sia-sia.
Tau kah? Kadang dalam tuntutan itu, anak merasa terbebani. Mereka hanya seorang anak dan mereka tentu saja bisa melakukan kesalahan.
Yang paling membuat saya terharu adalah ketika Ibu dari Rafky dan Valent tahu bahwa anak mereka berbeda. Kekecewaan mereka begitu dalam. Meski berat, ada rasa sayang yang tersisa di sana.
Kita tidak bisa menutup mata. Ada orang-orang seperti Rafky dan Valent disekitar kita. Mereka berbeda. Banyak orang memandang sebelah mata. Tapi kita tidak pernah tahu. Mungkin saja cinta mereka jauh lebih suci dari cinta kita.
Ketika cinta tak memilih jenis kelamin, cinta pun menjadi terlarang
Stt, lagu soundtracknya juga enak lho :D
Tidak ada komentar
Komentar, yuk!