Jendela Rumah Jiah

Dengan Membaca, Kita Mengenal Dunia

jeru-ji.blogspot.com by Jiah Al Jafara . Header by Khoirur Rohmah. Diberdayakan oleh Blogger.

Februari Ecstasy


Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Februari Ecstasy
Penulis: Devania Annesya, Ari Keling, Ayu Welirang
Editor: Anin Patrajuangga
Desainer Kover: Steffi
Penata Isi: Abdurrahman
Penerbit: Grasindo
Cetakan Pertama: Februari 2015
Halaman: 200
ISBN: 978-602-251-891-4

"..., dalam hidup, yang abadi itu cinta... dan luka"
(Hal 2)

Februari identik dengan bulan cinta, bulan kasih sayang. Tapi pernah kah kita melihat dari sudut pandang orang-orang minoritas? Orang di luar sana yang berbeda dengan kehidupan normal kita? Bukan kah mereka juga butuh dengan yang namanya cinta? Bagaimana mereka merayakan tanggal 14 Februari dalam hidup? Dengan coklat, atau.... Kehidupan di sebuah rusun menjawabnya.

Di rusun yang jauh dari hiruk pikuk kemewahan memiliki kehidupan sendiri. Geng Sukoco ada di dalamnya sebagai pengedar narkoba. Gembong narkoba yang sangat terkenal.

Mayang Pramoedya dan Joya Pramoedya adalah saudara kembar yang dibesarkan oleh Sukoco. Ayah dan ibu Mayang yang juga pengedar narkoba dibunuh oleh Sukoco 12 tahun yang lalu tepat di tanggal 14 Februari sebagai upaya perebutan kekuasaan. Selain si kembar, Sukoco juga punya seorang anak laki-laki bernama Nugie yang dua tahun lebih tua dari si kembar.

Bagi Mayang hidup sebagai putri Sukoco begitu menyenangkan. Karena Sukocolah yang mengakui ada sesuatu yang lebih dalam diri Mayang terlepas dari orang tuanya yang terbunuh. Bagi orang tua Mayang, dia hanyalah anak yang baik, penurut dan Joyalah yang pantas mewarisi Geng Ayahnya. Mayang benci akan hal itu. Jadi ketika Joya mengajaknya kabur, Mayang menolak mentah-mentah.

Joya, hidup di rusun hanya untuk menjaga dan melindungi Mayang. Mereka tidak dekat, saling menjauh. Tapi bagi Joya tak apa asal bisa menjaga, mencintai Mayang dari jauh dalam diam.

Nugie, sangat benci dengan Sukoco ayahnya. Sukoco sendiri yang telah membunuh ibu Nugie karena ketahuan selingkuh. Bagi Nugie, ayahnya dulu yang salah karena berselingkuh. Ibunya hanya menuntut keadilan dengan balas berselingkuh.

Semakin bertambah usia, perasaan juga berubah. Mayang selalu melihat Nugie. Tapi di mata Nugie hanya ada Joya di sana.

"Sejak awal, aku membuatmu jatuh cinta padaku, karena aku harus melindungi Joya," (Hal 168).

Tanggal 13 Februari berita besar datang. Sukoco dikabarkan meninggal karena dibunuh dengan racun. Dokter Simo, dokter pemakai yang menjadi dokter Sukoco mengatakan salah satu dari Mayang, Nugie dan Joya adalah pembunuhnya. Ketiganya saling curiga dengan satu sama lainnya. Tak ada yang bisa dipercaya.

Tepat 14 Februari setelah pemakaman Sucoko mereka perang berebut kekuasaan. Sebuah kekuasaan terlegitimai ketika orang-orang di bawahnya menyerahkan kebebasan diri kepada satu otoritas tertinggi. Penyerahan itu bisa didasarkan pada keturunan, kewibawaan, atau kekuatan (Hal 120). Hanya ada satu pemimpin yang boleh menguasai rusun. Mereka hanya punya dua pilihan, membunuh atau terbunuh.

Menang jadi arang kalah jadi abu pepatah yang cocok untuk menggambarkan kehidupan mereka. Cinta itu fitrah, universal untuk semua orang. Cinta itu hak asasi manusia dan pengedar narkoba juga berhak merasakannya.

Novel ini menggunakan tiga PoV, Mayang, Joya dan Nugie. Ketiganya berbeda tapi menyatu dalam menuturkan cerita.

Ketiga penulis buku ini menuturkan bahwa narkoba tak pernah membawa manfaat apa-apa. Walaupun setting yang diambil dari sisi kehidupan gembong dan pengedar, mereka tetap manusia. Manusia yang haus akan cinta dan kekuasaan.

Kita harus membuka mata dan jauhi narkoba. Dari novel ini kita ditunjukkan bagaimana hitamnya kehidupan mereka. Tak pernah ada ketenangan. Segala kenikmatan yang mereka tawarkan hanya bayangan semu. Sedetik hilang kemudian mati.

Aku menangisimu dalam malam yang sepi. Diam-diam dan tak seorang pun perlu tahu. Aku menangisimu dalam senyap yang lengkap. Isak yang tenggelam bersama lelap.
Kamu tak perlu tahu apa yang kutangisi. Mungkin nanti atau esok hari kau akan mengerti. Ketika semuanya sudah terlambat dan lewat. Ketika semua sudah pergi dan mati.
Aku menangisimu dalam sepi, sampai dengan hari ini. (Hal 198)

Diikutkan pada: https://bianglalakata.wordpress.com/2015/03/03/reviewmaret-ayo-me-review-buku-fiksi


Flavia de Angela


Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Flavia de Angela
Penulis: Lea Agustina Citra
Desain cover: Ario Printokorano
Tahun terbit: Februari 2011
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 232
ISBN: 978-979-22-6747-1

"Punya muka cantik memang sudah berkah dari sananya. Tapi hati yang cantik harus diusahakan, dan tidak semua orang mampu melakukannya," (Hal 153)

Flavia malaikat cantik, populer dan tidak seberapa pintar sedang sibuk mengerjakan skripsi. Ada ya malaikat yang kuliah? Anggap saja ada wong saya juga tidak tahu ini permalaikatan sebelah mana. Katanya sih negeri mereka bernama Paraiso atau Kahyangan.

Flavia sendiri mengambil tema skripsi psikologi manusia. Katanya tema ini paling susah. Obyek yang Flavia observasi bernama Sabrina Dharmawangsa, remaja cantik asal Jakarta, populer, pintar tapi buruk perangainya. Nah! Flavia ini mau menyelidiki sebab musabab kenapa Sabrina bisa seperti itu.

Untuk melihat keseharian Sabrina, Flavia menggunakan monitor perpustakaan. Sayang monitor yang dia gunakan terbatas dan harus berebut dengan mahasiswa lain termasuk Ares mahasiswa menyebalkan dan jail.

Sebenarnya di balai kota Kahyangan ada banyak monitor. Sayang harga sewa perjamnya mahal. Mungkin ini sejenis warnet dengan koneksi internet yang lumayan cepat. Flavia yang memang dari keluarga biasa jelas kurang mampu.

Ketika menghadap profesornya, Flavia mengeluhkan betapa susahnya harus bergantian monitor. Ternyata si profesor menawari Flavia untuk langsung turun ke bumi dan meneliti Sabrina. Mimpi Flavia menjadi manusia terkabul.

Sayang, karena otaknya tak seberapa, Flavia salah mengambil obat untuk berubah penampilan. Dia yang cantik jelita jadi gadis yang gemuk dan kurang cantik. Bagaimana cara dia mendekati Sabrina kalau penampilannya tidak menarik? Jangan-jangan Flavia malah kena sasaran bully.

Masih belum bisa mendekati Sabrina, tiba-tiba Ares ikut turun ke bumi secara ilegal. Jangan-jangan Ares datang mengganggu Flavia. Waaa apa tujuan Ares sebenarnya? Berhasilkan Flavia menyelesaikan skripsinya tanpa ada yang tahu kalau dia malaikat?

Alur maju yang dipakai apik menampilkan Flavia cantik yang tetap rendah hati. Sosok Ares yang jail membuat saya malah meliriknya. Adyt kembaran Nachesto (Malaikat yang ditaksir Flavia) porsinya sedang tapi mengena. Pas sekali sebagai penengah, penasihat Flavia.

"... Tak perlu saling kenal untuk memiliki kepedulian," (Hal 168)

Hal ini yang diterapkan oleh Flavia dan juga Rino teman sekelasnya di bumi. Mereka saling membantu dan peduli dengan orang lain.

"Begitulah manusia. Dikaruniai berkah cantik, pintar, dan populer ternyata tidak cukup membahagiakan buat mereka. Memang ada begitu banyak hal menarik yang ada di dunia. Namun satu hal yang pasti, hanya cinta yang sanggup menjanjikan kebahagiaan." (Hal 212)

Dalam dunia fantasi tetap menjunjung cinta. Dan saya suka dengan apa yang disampaikan. Sosok malaikat yang manusiawi dan tetap menjunjung kerendahan hati. Pesan yang disampaikan tentang jangan merusak bumi juga terselip di dalamnya.

Untuk hiburan Flavia lumayan untuk merefres otak saya. Flavia yang turun ke bumi lugu dan membuat saya mesem. Bintang 4 buat Flavia de Angela. Tetap menjadi malaikat baik hati ya Flavia.


Diikutkan dalam MFF Reading Challenge March 2015 https://m.facebook.com/groups/124674414370234?view=permalink&id=420454308125575&_rdr


Accidentally Engaged - Ditodong Tunangan



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Accidentally Engaged - Ditodong Tunangan
Penulis: Mary Carter
Penerbit Asli: Kensington Books
Penerjemah: Icha Rahmanti
Penyunting: Christian Simamora
Penata Letak: Wahyu Suwarni
Desain Sampul: Dwi Anisa Anindhika
Penerbit Ulang: GagasMedia
Tahun Terbit: 2007
Halaman: 452
ISBN: 979-780-192-6

Mengejar THE ONE yang punya SOMEONE

Setelah main tarot, ternyata saya bisa ngikik baca ini. Rasanya dapat kartu The Fool itu....

Clair Ivars, pembaca kartu tarot terpaksa berbohong tentang hasil kartu yang di pilih Rachel Morgan. Harusnya Clair bisa bersikap profesional. Tapi si Rachel ini sungguh galau tentang pernikahannya dengan Jack Heron (Saya jadi terbayang burung terbang). Rachel menganggap dia itu tidak boleh menikah dengan Jack.

"Apa iya perempuan yang cinta sama calon suaminya membiarkan seorang pembaca kartu tarot membacakan ramalan bahwa dia nggak boleh menikah sama cowok itu? Jelas banget perempuan ini nggak jatuh cinta sama calonnya dan terlalu pengecut untuk mengakhiri hubungan itu sendiri." (Hal 22)

Atas presepsi Clair yang menurutnya benar, dia pun mengiyakan untuk berbohong.

Setelah Clair berbohong tentang arti kartu tarotnya sehingga Rachel histeris dan kabur dari boothnya, dia pikir semua akan beres. Mengusir Rachel dan dia bisa menyiapkan perjalanan spiritual tahunannya. Ternyata yang terjadi adalah cincin tunangan Rachel dengan mata berlian tiga karat ada di mejanya.

Nah lho! Maunya sih diambil saja ya, lumayan soalnya si Clair tidak punya berlian. Tapi apa dia sepicik itu?

Dengan niat tulus, Clair mengembalikan cincin itu pada Jack Heron. Tapi, Jack ini cakep dan semacam ada aura yang mengatakan bahwa Jack ini pelabuhan terakhir Clair.

Benarkah Jack ini soulmatenya Clair? Kenapa si Rachel ngotot memutuskan Jack?

"Kesempatan selalu datang menghampiri. (Dan dia juga menembak, membunuh, mencekik dan menjerat lehermu.)" (Hal 221)

Semakin membaca semakin penasaran, begitu yang saya rasa. Saya bukan penggemar dunia peramalan, tapi ya menikmati cerita ini.

"Berhenti jadi orang yang terlalu memikirkan diri sendiri. Sekali-kali pikirkan kesulitan orang lain." (Hal 351)

Dalam perjalanannya mengembalikan cincin ternyata tidak mudah. Clair sempat kecelakaan. Menumpang mobil dan ketika sampai di rumah tua Jack banyak kesalahpahaman dan misteri yang harus Clair pecahkan.

Jujur saya penasaran dan akhirnya bisa juga membaca kisahnya sampai selesai.

Bahasa terjemahannya gaul, banyak yang tidak baku. Typo satu dua ada. Yang paling saya ingat waktu Clair bicara dengan tetangganya yang berusia 70 tahun menggunakan kata kamu. Harusnya Anda, lebih sopan.

Percaya dengan ramalan? Itu terserah kalian. Yang harus diingat adalah bahwa peramal itu tidak bisa meramalkan dirinya sendiri. Dan ya, kadang ramalan itu bisa salah.

"Kadang dalam hidup kamu harus mengambil kesempatan. Kalau nggak, hidup nggak akan berarti untuk dijalani." (Hal 446)

Diikutkan pada: https://bianglalakata.wordpress.com/2015/03/03/reviewmaret-ayo-me-review-buku-fiksi