Jendela Rumah Jiah

Dengan Membaca, Kita Mengenal Dunia

jeru-ji.blogspot.com by Jiah Al Jafara . Header by Khoirur Rohmah. Diberdayakan oleh Blogger.

Sunrise at The Sunset


Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Sunrise at The Sunset
Penulis: Monica Anggen
Editor: Anin Patrajuangga
Proor reader: Punto Wicaksono
Desainer Cover: Stefani
Penata isi: Yusuf Pramono
Penerbit: PT Grasindo
Tahun Terbit: 2013
Halaman: 330
ISBN: 978-602-251-203-5

"Cinta yang pernah patah meski kembali tidak akan pernah sama." (Hal 50)

Sasa tidak pernah tahu bahwa rintihan doanya agar Ari pacarnya yang koma karena over dosis bisa hidup kembali akan terwujud. Saat harapan tentang hidup Ari tak ada, Sasa terpuruk dalam kubangan kesedihan. Saat itu Ari satu-satunya laki-laki yang dekat, memanjakannya. Saat Ari tak ada, Sasa bagai ayam kehilangan induknya. Rudi datang dan memberikan perhatian. Sasa menerimanya sebagai pengganti kekosongan atas kepergian Ari.

Ari sadar dari koma lalu mencari keberadaan Sasa. Sayangnya, Sasa saat itu dekat dengan Rudi. Walaupun syok, Sasa bahagia Ari telah kembali.

"Aku berjuang keras untuk hidup hanya demi bersamamu lagi. Aku hanya hidup untuk kamu, Sasa. Dan apa yang kudapatkan?...." (Hal 32)

Sasa memilih kembali pada Ari karena dia cinta pertamanya. Di sisi lain, Rudi seolah tidak rela Sasa kembali pada Ari dan terus berusaha dekat dengan Sasa.

Ari memendam amarah saat Sasa begitu dekat dengan Rudi maupun laki-laki lain. Sasa miliknya. Sementara Sasa merasa Ari yang sekarang terlalu over protektif. Apa yang Sasa lakukan seolah salah di mata Ari.

"Ingatlah, apa yang kita inginkan tidak akan selalu terwujud, karena sesuatu yang kita anggap baik, tidak selalu baik pula di mata Tuhan." (Hal 143)

Sasa ingin mengakhiri segala kekacauan akibat kecemburuan Ari. Sasa ingin menyakinkan bahwa cintanya masih sama, hanya untuk Ari.

Saat semua sedikit membaik, kekacauan atas kekecewaan muncul. Mungkin saatnya Sasa mengakhiri semua. Ari atau Rudi? Lalu siapa yang menyelamatkan Sasa di tengah kekacauan yang terjadi di antara Ari dan Rudi?

Perhatian yang Ari berikan memang sedikit berlebihan, tapi di sini, perempuan mana yang tak mau dimanja? Wajar Ari kecewa, harapannya yang lalu seperti terhianati.

Sasa, dia ingin move on. Tapi, memanfaatkan orang lain seolah memberi harapan kosong bukanlah sesuatu yang baik.

Rudi, membiarkan orang yang dicintainya bahagia memang benar. Tapi, saya benci laki-laki yang terlihat lemah, memasrakan semua pada orang yang dicinta.

Ketika orang yang kita cintai melakukan kesalahan, harusnya kita mengingatkan, bukan membiarkannya.

"Untuk apa kamu memperjuangkan seseorang? Padahal orang itu hanya berdiam diri. Mengabaikanmu sesuka hati. Sedikit pun tak peduli." (Hal 147)

Melelahkan memang saat kita memperjuangkan cinta tapi tak ada balasan yang sama. Mungkin saatnya kita melepaskan. Memulai dari awal dan hidup dengan lebih baik.

"..., cinta tidak akan pernah membuat hati terasa sakit. Cinta itu akan selalu membahagiakanmu. Kalau kamu ingin hatimu terus bahagia, maka itulah yang harus kamu ciptakan pula untuk orang-orang di sekitarmu. Bahagiakan semua orang, kamu juga secara tidak langsung akan membahagiakan dirimu sendiri." (Hal 282)

Saya suka setting yang diambil. Malang, Bromo, dan lainnya. Selipan tentang cerita daerah juga menambah nilai plus novel ini. Dunia malam juga sedikit dikenalkan, bukan untuk contoh tapi jadi pengingat untuk kita.

Kekurang, petik penutup dialog di halaman 210 dan 216 saja yang kurang.

Dari keseluruhan saya menikmati novel ini walaupun ya aksi kekerasan bukan bagian yang saya suka.

"Cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang membuat dirinya bebas tanpa terikat. Cinta sejati adalah cinta yang mampu memberikan dukungan dengan sepenuh hati dan membiarkan dua pribadi yang saling mencintai, mendukung satu sama lain untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Bukan cinta namanya jika hanya mengekang dan membatasi serta tidak mau melihat orang yang dicintainya berkembang menjadi apa yang dicita-citakan." (Hal 316)


Pangeran Bumi Kesatria Bulan


Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Pangeran Bumi Kesatria Bulan
Pengarang: Ary Nilandari
Penyunting: Prisca Primasari
Proofreader: Kamus Tamar
Desainer Sampul: A.M. Wantoro
Tahun Terbit: Juni, 2014
Penerbit: Qanita, PT. Mizan Pustaka
Halaman: 324
ISBN: 978-602-1637-38-8

"Seperti pohon yang dihinggapi burung berkicau, merasa hidup dan dibutuhkan,..." (Hal 257)

Kita bisa memilih untuk menjadi orangtua seperti apa, tapi kita tidak bisa memilih siapa orangtua kita, kapan dan di mana kita di lahirkan (Walaupun dalam islam sebetulnya kita bisa memilih saat masih di kandungan).

Hal itu juga terjadi pada Maya, Juno, Augy, si Kembar Septi dan Okta serta Desti. Mereka adalah anak-anak yang terbuang dan diasuh oleh Bunda Wulan. Anak-Anak Bulan sebutan mereka atas perkiraan bulan kelahiran.

Maylana atau akrab disapa Maya, selalu berjuang untuk melindungi adik-adiknya, menghilangkan stigma yatim piatu kurang beruntung, anak terbuang yang tak jelas asal usulnya. Maya menikmati perannya, melupakan luka akibat penelantaran orangtua dan diperparah dengan kepergian Juno.

Geo, datang membawa harapan baru dalam kehidupan mereka. Hati Maya selalu berbunga saat bersama Geo. Tapi, insting lelaki Geo sang Pangeran Bumi menyentil Maya yang selalu melibatkan Juno dalam percakapan mereka.

Juno sang Kesatria Bulan yang pergi, tapi tidak pergi, ternyata selalu ada di dalam benak Maya. Siapa yang akan dipilih Maya si Burung Kecil? Pangeran Bumi atau Kestria Bulan yang ternyata sama-sama membantu mengatasi masalahnya?

"...tidak ada kebetulan di dunia ini. Semua bergerak mengikuti aturan dan rencanya-Nya." (Hal 95)

Novel ini sebenarnya asal comot dari Perpusda, teman saya yang memilihkan. Sekilas membaca cuplikan di belakang cover, jujur saya tertarik dengan tema yang diangkat, 'Bayi-bayi terbuang'.

Saya terhanyut dengan kisah mereka. Bagaimana mereka tumbuh dan bersosialisasi dengan masyarakat. Sebagian bayi ada yang mendapat orangtua angkat. Lalu bagaimana dengan nasib mereka yang tidak diangkat?

Contoh dari novel ini adalah Okta kembaran Septi yang menderita sindrom Asperger dan Hemifacial Microsomia. Dengan kekurangan tersebut, tak ada yang mau mengangkat Okta. Beruntung ada Septi, yang menguatkan Okta dan menolak diadopsi jika tidak dengan Okta.

"Jangan katakan itu tidak mungkin. Kemungkinan itu selalu ada." (Hal 298).

Kemungkinan bahwa mereka sebenarnya tidak benar-benar dibuang juga ada. Begitu yang Augy pikir. Dulu Maya juga berpikir seperti itu, orangtuanya datang, memberi kebahagiaan. Lalu ketika Ibu Juno datang, justru apa yang dihayalkan Maya membuatnya terluka.

"Ternyata orang-orang yang saling dekat pun tidak mengetahui segalanya tentang diri masing-masing. Barangkali itu yang membuat suatu hubungan menjadi menarik dan hidup. Terus belajar, selalu ada kejutan, belajar lagi. Seperti membaca buku mengasyikkan yang tak ada habisnya, dan tak ingin habis." (Hal 290).

Sosok Maya sebagai bayi yang pernah terbuang kemudian menjadi pribadi yang luar biasa mandiri. Juno yang menerima dan memberi kesempatan Ibu yang pernah meninggalkannya di rumah sakit. Geo, saya sangat suka karakternya yang menurut saya kuat. Dia yang membantu Maya, suportif dengan Juno dan diakhir membuat saya sedih tapi bahagia.

"... Dua sungai yang mengalir berdampingan tidak harus bersatu dan bermuara pada titik yang sama. Tetapi keduanya masih bisa memberikan manfaat bagi satu sama lain dan lingkungan mereka." (Hal 315)

Catatan:
- Kata setelah dialog banyak yang kapital (Bukan nama orang), harusnya huruf kecil.

Kadang, kita memiliki keluarga tapi tidak seperti keluarga. Bersyukurlah karena kita memiliki keluarga, bukan bayi-bayi yang terbuang seperti mereka yang kadang dipandang sebelah mata.


New Authors Reading Challenge 2015

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Pertengahan Maret ini, saya mencoba untuk ikut New Authors Reading Challenge 2015. Level yang saya ambil Middle dengan membaca 15-30 judul buku dari pengarang baru yang saya tahu. Kategori lain pas dulu.

Doa saya, semoga bisa naik level dan tentunya dapat menyelesaikan challenge tersebut dengan baik, amin :D


Maret:

1. Pangeran Bumi Kesatria Bulan by Ary Nilandari
2. Pojok Lavender by Primadonna Angela

April

1. Babu Backpacker by Aisy Laztatie, dkk
2. All I (N)ever Wanted by Maida Ivana
3. Kekasih Terbaik by Dwitasari
4. Ketawa Ketiwi Bareng Nasruddin Hodja By Dian Kristiani

Juni
2. Kynigos by Yoana Dianika
4. Madre by Dee Lestari
6. Napoli by Riskaninda Maharani

Juli

1. Sepotong Hati yang Baru by Tere Liye

September

1. Precious Lady by Acariba
2. The Coffee Shop Chronicles by Aditia Yudis, dkk

November

1. Home by Iva Afianti

Desember

1. Ungu Pernikahan by Titie Said, Pipiet Senja, Maria A, Sardjono, dkk
2. The Great Escape – Pelarian Sang Pengantin by Susan Elizabeth Philips