Jendela Rumah Jiah

Dengan Membaca, Kita Mengenal Dunia

jeru-ji.blogspot.com by Jiah Al Jafara . Header by Khoirur Rohmah. Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label New Authors Reading Challenge 2015. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label New Authors Reading Challenge 2015. Tampilkan semua postingan

Home

Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Judul                          : Home – Saling Menjauh Tapi Saling Merindu
Penulis                      : Iva Afianti
Editor                         : Arini Hidajati
Tata Sampul             :  Agus
Tata Isi                       : Atika
Cetakan Pertama     : September, 2013
Penerbit                    : DIVA Press
Halaman                   : 388
Bintang                      : 2

ISBN                          : 786022553007



“Menjual rumah ini bukan hanya menjual sebuah bangunan fisik. Bagi saya, rumah ini adalah kenangan, sejarah, cinta, dan ... kehidupan itu sendiri.” Hal 9
Apa yang kamu pikirkan ketika orangtuamu -mertua- ingin menjual rumahnya? Rumah yang menjadi saksi masa kecil suamimu, peninggalan masa lalu, dan tempat berkumpul semua anggota keluarga. Apa yang akan kamu lakukan?
Truly, menantu sulung dari Kurt dan Beatrice pusing tujuh keliling saat mendapat kabar bahwa Papa mertuanya akan menjual rumah. Bukan masalah akan tinggal di mana kedua orangtuanya, tapi mengapa rumah persinggahan, tempat musyawarah semua anggota keluarga dijual? Apa hanya karena kesepian semenjak ketujuh anaknya menikah? Atau ada hal lain yang disembunyikan Papa mertuanya?
Dari segi tema, saya suka. Bukan hanya tentang rumah secara fisik, tapi apa yang terjadi di dalamnya. Sedikit baper karena saya membayangkan bagaimana orangtua saya nanti ketika semua anaknya sudah menikah dan sibuk dengan keluarga serta urusan masing-masing.
Alur yang digunakan maju, lalu mundur saling berseling mengisi jalan cerita novel ini. Mulai dari masa lalu pertemuan Kurt dan Bea hingga mereka beranak-pinak. Lalu maju ke  potongan kisah ketujuh anak mereka beserta sepupu yang banyak. Lalu masa sekarang di mana mereka merasa dekat tapi saling jauh.
Karakter yang paling banyak bermain ya si Truly. Walaupun hanya seorang mantu, ternyata dengan sifatnya yang supel mampu membuat kedua mertuanya lebih terbuka. Selain itu, karena dialah kecanggungan dari generasi tua dan muda menjadi cair.
Sayangnya, pergantian PoV kurang pas untuk menguatkan cerita. Saya paham, cuma kurang pas saja. PoV berubah-ubah dari Bea, Truly, Wisnu hingga Kurt. Saya kurang merasakan perbedaan karakter ketika PoV masing-masing.
Karena PoV juga, pergantian saya, aku, gue ada yang typo. Ada juga bahasa asing dan Jawa yang tidak ditulis miring. Untuk klimaks, saya sebenarnya berharap lebih. Sayangnya terasa datar walaupun masalah utama terselesaikan dengan baik. Dan ending? Hem, saya bisa nebak sih.
Terlepas dari kekurangannya, novel ini bisa jadi warning untuk diri saya sendiri. Orangtua itu rindu diperhatikan anak-anaknya.
“Tolong sediakan cinta, lapangkan hati, untuk mendengarkan apa yang ingin orangtua Kalian keluhkan. Mungkin menyebalkan. Tapi Kalian akan merasa, bahwa itulah bentuk rasa cinta kami pada Kalian, selain dalam bentuk doa.” Hal 337
Dan sosok Kurt, dia memang sosok suamiable dan Papa yang patut dibanggakan terlepas dari sifat otoriternya. Dan yang terakhir, rumah itu tak perlu besar, yang penting ada banyak cinta di dalamnya.
“Rumah itu... adalah tempat kita pulang. Rumah hati, rumah cinta....” Hal 317
[Reading Campaign Berhadiah Paket Buku] Tema Karya Penulis Wanita

The Coffee Shop Chronicles



Judul: The Coffee Shop Chronicles
Penulis: Aditia Yudis, dkk
Desain Sampul: Rayi Christian Wicaksono
Tata Letak Isi: AgriArt
Editor: Surip Prayugo
Tahun Terbit: Mei, 2012
Penerbit: ByPass
ISBN: 978-602-99693-5-1
602-99693-5-8
Halaman: 197

"Aku pernah membaca, ketika dua orang saling mencintai begitu dalamnya, mereka akan menemukan cara berkomunikasi yang lain. Melebihi makna nisbi yang terkandung dalam kata-kata. Dan menurutku, kalian memiliki cara berkomunikasi dalam diam.

Aku memandangi kalian dan kali ini gadismu melihat ke arahku. Aku tersenyum sebagai tanda aku menyerah dan menyerahkan sang arsitek. Aku yakin, gadismu ini akan menjagamu lebih baik dari aku.

Tertanda,
pengagummu

(Hal 11 - Surat Cinta untuk Tuan Arsitek @firah_39)

Berawal dari surat cinta sederhana, dan kisah ini pun dimulai.

Awalnya saya agak pesimis. Bukan karena bukunya atau penulisnya, lebih karena diri saya sendiri yang tidak menyukai kopi. Karena ketidaksukaan itu, saya menunda-nunda untuk membuka buku ini. Tapi akhirnya, saya sangat menikmati kisah-kisah yang terangkai di dalam The Coffee Shop Chronicles.

Ada 33 kisah dari 22 penulis yang memiliki satu benang merah. Terus terang, saya baru pertama kali membaca buku seperti ini. Membaca kisah di sini seperti menonton film dengan berbagai tokoh dan sudut pandang. Saya jadi ingat diri saya sendiri ketika di keramaian. Saya suka menebak-nebak, sok tahu dengan apa yang saya lihat. Memang tidak semua cerita ngetwis, tapi saya sangat menikmatinya.

Yang paling saya suka jelas rangkaian kisah Arsitek dan gadisnya. Saya dibuat tersenyum malu-malu di awal, manis dan bukan hanya pengunjung yang iri, tapi saya juga.

"Kita tak pernah berhenti berjalan, berlari, dan mencari. Romantisme lain yang tak sempat kusadari sebelumnya." (Hal 21)

Kisah Arsitek membuat saya geregetan. Dari saya tersenyum, bengong, syok sampai terdiam. Para penulis meramu kisah dengan sangat baik.

"Bukankah ketika kamu mencintai seseorang, kamu belajar untuk menjadi pasangan yang cocok buat dia? Jadi, kenapa mesti dipertanyakan masalah seberapa besar dia mencintaimu?" (Hal 27)

Kisah si Mbah Tua karya Ratna 'Rara' Aprilia cukup ngetwis di ending. Kemudian The New Owner milik Yuska Novita membuat saya tergelitik ketika si Mbah mendengar sebuah berita, dan saya suka.

Catatan sedikit di halaman 25 kata Menyawang, saya tahunya ini bahasa Jawa, nyawang = memandang.

Nama Agung yang sama di cerita yang berbeda menurut saya agak mengganggu (Bolehkah Kupesan Hatimu? - Demi).

I'm Backnya Wahyu Siswaningrum membuat saya bengong. Ini tokoh apa? Setelah saya teliti dan ingat-ingat baru saya sadar siapa dia. Untuk keterangan kakak adik yang dituliskan, dari mana dia tahu mereka kakak adik?

Hayuk baca cerita di buku ini. Saya saja suka lho. Karena karakter di sini banyak, kita harus pintar mengingat-ingat dibagian mana mereka berkisah. Selamat kepada semua penulisnya. Kalian keren!!!

@adit_adit, @minky_monster, @psstBee, @danissyamra, @desvianwulan, @edithcamelia, @firah_39, @hildabika, @iiphche, @indah_lestari, @dreamofmay, @momo_DM, @nadyyapratiwi, @punyatari, @aiyuubunda, @_raraa, @ririntagalu, @alizarinnn, @wahyuSN, @wangiMS, @yuska77, @rin_hapsarina

Precious Lady



Bismillaahirraahmaanirrahiim....

Judul: Precious Lady
Penulis: Acariba/ Rike Puspitasari
Editor: Afrianty P. Pardede
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2015
ISBN: 9786020264004
Halaman: 308

Setiap wanita pada dasarnya ingin selalu dicinta. Menemukan cinta yang tulus, jujur adalah keinginan seorang Diva Maharani, dokter cantik yang terlihat perkasa seperti setan Gorila. Sayang, pria yang dijodohkan Papanya lebih cinta harta dan kekayaan keluarga atau mereka akan kabur karena kemampuan bela dirinya.

Mungkin kesialan atau keberuntungan karena akhirnya ada dua pria beda usia yang mendekatinya. Bima yang matang dan Ino yang brondong memberikan cinta mereka sepenuh hati. Manakah yang akan dipilih Diva? Bagaimana kalau ternyata dua pria ini ayah dan anak?

Setelah sekian lama gantung di Wattpad, akhirnya Dokter diva muncul dalam bentuk cetak. Jujur dari awal membaca cerita Rima di wattpad, saya sudah kesengsem sama Diva yang perkasa.

Diva bukan perempuan seperti kebanyakan. Dia unik dan kuat. Dalam 25 tahun hidupnya, dia selalu menjadi hero untuk Rima sahabatnya. Hingga akhirnya dia sadar, dia itu perempuan biasa yang juga ingin dicintai, dijaga.

Dengan alur maju, pertemuan Bima dan Ino dengan Diva relatif bersamaan. Jujur, walau Bima duda, saya juga kesengsem. Bima selalu berpikiran positif, tenang dan jago masak. Ino, brondong unyu, bikin seger tapi ya tetap, hati saya buat Bima.

"Ditinggalkan itu menyakitkan. Tapi dipermainkan itu lebih menyakitkan." (Hal187)

Baru pertama kali jatuh cinta, kisah cinta Diva tidak semulus perkiraannya. Ino yang ngotot menginginkan Diva. Diva yang tidak siap dengan kehadiran mantan istri Bima. Lalu bagaimana dengan Bima?

"Kamu tahu aku melakukan itu karena rasa cinta. Sangat menyakitkan membuatnya harus hancur apabila tetap mempertahankanku." (Hal 289)

Diva mengingatkan saya bahwa 'sekuat' apa pun kita, meski terlihat tidak butuh, kita tetap memerlukan sandaran. Mungkin sekedar menemani tanpa banyak kata.

Notes:
1. Typo: Beridiri (1), Pensaran; tepergok (10), nafas (59, 295), peegang (196), tawara (300).

2. Salah nama: Winda (Harusnya Widya - 89), Mita (Harusnya Lita - 105), ... Karir bagus di sini, Met! (Ini yang ngomong Meta, harusnya di sini, Diva! - 246)

3. Usia Bima yang rancu. Di blurb 34, hal 68 usia jadi 37, hal 95 usia 36, lalu 198 usia 38.

4. Kurang petik tutup: hal 3, 119

"Kadang kala sesuatu yang kita anggap tidak adil adalah kejadian paling adil bagi kita." (Hal 289)

Dan saya cuma bisa bilang, novelnya kok endingnya gitu? Kurang banget, tahu-tahu sudah habis halamannya. Ngarepnya ada kejadian lebih. Ya sudahlah. Tapi dr Diva memang soplak dan saya cukup puas dengan selipan humor di novel ini.

Sampai jumpa direview selanjutnya :D.

Sepotong Hati yang Baru



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Sepotong Hati yang Baru
Penulis: Tere Liye
Editor in Chief: Teuku Chairul Wisal
Editor: Andriyati
Cover: Mano Wolvie
Lay out: Alfian
Halaman: 206
Penerbit: Mahaka Publishing
Cetakan: VII, November 2013
ISBN: 978-602-9474-04-6

"Kau tahu, saat itu aku akhirnya menyadari, aku tidak akan pernah bisa melanjutkan hidup dengan hati yang hanya tersisa separuh. Tidak bisa. Hati itu sudah rusak, tidak utuh lagi. Maka aku memutuskan membuat hati yang baru. Ya, hati yang benar-benar baru." (Hal 50)

Sepotong Hati yang Baru merupan kumpulan cerita fiksi karya Tere Liye. Ada delapan judul yang kesemuanya bertema hati dengan latar belakang bermacam-macam. Ada kisah remaja sekarang, jaman peperangan, China sampai kisah Ramayana.

Cerita awal dibuka dengan Hiks, Kupikir Itu Sungguhan yang membuat saya geli sendiri. Saya jadi teringat betapa kelihatan dekatnya pertemanan di Facebook, padahal....

"Kadang berbuat baik itu memang perlu niat, bukan hanya basa-basi." (Hal 2)

Sepotong Hati yang Baru, tentang move on dari pasangan. Walaupun cinta, tapi ternyata tak semudah kelihatannya.

Itje Norbaja & Kang Djalil, yang penuh nuansa jaman Belanda. Bagus sebenarnya hanya saja tulisan ceritanya sesuai ejaan jaman dahulu. Jadi lumayan lama baca bagian ini.

Lalu, ada juga kisah Ramayana setelah Rama berhasil membebaskan Sinta dari Dasamuka. Saya baru tahu kisah ini. Jadi semakin penasaran bagaimana sebenarnya kelanjuran Ramayana versi kitab.

Masih banyak judul yang ceritanya menarik, apik dan sarat akan hikmah. Sebagai pembaca baru Tere Liye, jujur saya ketagihan. Tak sabar untuk baca karyanya yang lain :D

Napoli



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Napoli
Penulis: Riskaninda Maharani
Editor: Novi Widodo
Proofreader: RN
Tata Sampul: Ann_Retiree
Tata Isi: Violet Vitrya
Pracetak: Antini, Dwi, Wardi
Cetakan Pertama: Mei 2015
Penerbit: Diva Press
Halaman: 268
ISBN: 978-602-255-893-4

"Kau tahu ada sebuah mitos dunia? Barang siapa melempar sebuah koin ke air mancur itu akan kembali ke Roma? Barang siapa melempar dua koin akan menemukan cinta? Dan barang siapa melempar tiga koin, dia akan segera menikah?"

"Sebenarnya jika dalam sebuah air mancur yang bisa membuatku menjadi seorang warga negara Italia, aku akan lebih suka pergi mengunjunginya." (Hal 22)

Revina Anjani, jatuh cinta dengan Italia tepatnya Napoli. Baginya Napoli adalah bagian dari kehidupan asli di Italia. Menjadi bagian dari salah satu apa yang disebut "menakutkan" oleh teman-teman Indonesianya dan "harus ekstra hati-hati" oleh teman-teman Italianya. Namun, Revina sendiri lebih suka menyebutnya "tantangan" dan "menggairahkan". (Hal 23)

Dengan keberanian, Revina menginjakkan kaki di Italia. Atas bantuan teman yang dikenalnya di dunia maya, dia memulai petualangannya. Stefano, lelaki dingin dan kurang perhatian itu menawari Revina tinggal di rumahnya di Napoli. Bahkan Fano yang dingin rela mengantar jemput Revina dari Napoli ke Roma untuk kuliah. Akhirnya Revina berkenalan dengan para moreno yang cukup memikat. Bagaimana kah hubungannya dengan Fano? Apa Revina akan tetap di Napoli?

Berlatar negara Italia, Napoli cukup mengesankan. Pengenalan kota-kota di novel ini cukup menarik. Deskripsi makanan, tempat, suasana, suhu dan lainnya terlihat nyata. Walaupun saya belum pernah ke Itali, tapi saya bisa merasakan keadaan di sana.

Kisah cinta Revi ya cukup menarik. Revi seperti pada umumnya, menyukai hal yang berbau romantis, perhatian yang nyata serta ucapan nyata juga. Sayang, Stefano begitu dingin, kadang membuat Revi jengkel. Hingga datang Alejandro yang juga memiliki mata hazel seperti Fano yang kelihatannya tertarik dengan Revi juga negara asal Revi, Indonesia. Alejandro juga lebih perhatian. Pilih mana hayo?

"Aku memang seorang perempuan. Tetapi, itu bukan berarti bahwa aku tidak tangguh. Aku tidak memerlukan perlindunganmu yang super." (Hal 88)

Yap, Revina adalah perempuan super, mandiri, buktinya dia bisa sampai di Italia sendiri. Kuncinya adalah keberanian dan jangan terlalu memperlihatkan bahwa dia baru pertama kali di Italia. Jadi ketika ada yang mengusik egonya sebagai wanita, dia akan marah tak peduli sudah berapa lama dia kenal dengan orang itu.

Sebenarnya saya sudah menebak siapa yang akan dipilih Revi dan ternyata benar. Kadang seseorang itu tidak banyak berkata tapi lebih banyak berbuat, menunjukkan begitu caranya mencintai.

Yang kurang dari cerita ini adalah cerita tentang Revi dan Na. Kenapa Francesco lebih memilih Na? Bagaimana bisa akhirnya mereka sama-sama kuliah di Roma? Padahal rentang waktu hubungan masa lalu Revi dan Francesco delapan tahun.

Untuk penggemar cerita ala traveling, novel ini cocok dijadikan referensi. Karena romantis itu relatif, menurut saya romantisnya masih kurang, tapi cukup manis apalagi persahabatan mereka. Apa benar pria negara lain ketika bersahabat dengan perempuan Indonesia bisa sebaik itu? Karena saya tidak tahu makanya bertanya hehe.

Baiklah. Sampai jumap direview saya selanjutnyaaaa :D

Indiana Chronicle: Bridesmaid



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Indiana Chronicle: Bridesmaid
Penulis: Clara Ng
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Editor: Hetih Rusli
Setting: Diane
Ilustrasi/desain sampul: Verdi Solaiman
Tahun terbit: Juni 2005
Halaman: 320
ISBN: 979-22-1424-0

Menjadi pemimpin redaksi di salah satu majalah ibukota ternyata tak menghilangkan yang namanya galau dari hidup Indiana Lesmana. Lajang, 30 tahun dengan pacar yang tak kunjung melamar. Para staf kantornya yang seperti beradu cepat menikah, pertanyaan tentang pernikahan dari orangtua dan keluarga. Sampai absurditas hidup Indi yang terpaksa menjadi pendamping dua pengantin di hari yang sama. Bagaimanakah Indi menyelesaikan masalah hidupnya? Apa dengan menikah masalahnya akan lebih mudah? Bagaimana kalau dia harus jadi pendamping pengantin dan terbang ke negara lain sedang dia punya pobia terbang? Bagaimana kalau justru si pengantin malah tidak yakin untuk menikah?

Seri terakhir dari Indiana Chronicle cover ungu yang lucu. Karena saya baru pertama kali baca karya Clara Ng, saya berharap bisa tertarik untuk baca karyanya yang lain. Cap cip cup, novel ini yang saya pilih karena penasaran dengan kehebohan pendamping pengantin yang akan dialami Indiana.

Dengan alur maju, sedikit flashback ternyata kegalauan Indiana di tahun 2005 tidak jauh beda dengan tahun 2015. Galaunya pernikahan, begitu kira-kira.

"Apakah menikah sekadar untuk mengubah identitas, menjadi istri lalu ibu? Setelah itu menjadi mutan-mutan yang tidak dapat mewakili diri sendiri? Memangnya begitu siklus keperempuanan? Dari nona ke nyonya si anu. Terus tambah gelar lagi, ibu si anu. Sori. Aku tidak ingin dikebiri. Bukan seperti itu konsep menikah bagiku." (Hal 91)

Ketika usia sudah matang untuk menikah tapi belum juga menikah, pasti akan ada saja pertanyaan seputar pernikahan. Kumpul keluarga menjadi ajang yang sangat membosankan bila pertanyaan 'Kapan nyusul?' 'Kapan menikah?' ada di dalamnya.

Dan tokoh yang saya suka adalah Francis, pacar Indi yang luar biasa pengertian.

"Semua terserah Indiana. Dia gadis yang cerdas sekali. Apa yang hendak dia capai dalam hidupnya kedengarannya sangat penting. Saya tidak mampu menghalang-halangi karena saya sudah berjanji untuk selalu memberikan dukungan seribu persen kepadanya." (Hal 96)

Indi yang baik, terlalu baik hingga susah untuk berkata tidak. Dia terlalu menyayangi orang-orang disekitarnya. Menjadi pendamping pernikahan Ilona dan harus terbang ke Kanada sementara dia pobia terbang. Menjadi pendamping Karen dan Sarah di hari yang sama. Lalu merawat neneknya yang pendengarannya berkurang, sampai membantu berdemo untuk karyawan hotel.

Tiga kali menjadi pendamping menyisakan banyak cerita yang luar biasa gila. Adegan Indi yang demo sampai wajahnya dimuat di koran nasional.

Tak bisa menebak jalan ceritanya tapi saya disuguhi ending yang cukup memuaskan membuat saya senyam senyum sendiri.

Indiana yang gila dengan tingkah orang-orang disekitarnya, lelah. Tapi dia selalu berpikir positif. Berapa beruntungnya dia dibanding orang diluaran sana. Intinya, ketika kita berpikir positif, maka energi positif akan mengikuti kita juga.

Indiana bukan tak mau menikah. Hanya saja, visi misi serta lamaran Francis belum siap. Ketika kita siap baik secara lahir maupun batin, jangankan menikah minggu depan, hari ini pun kita siap. Dan dari kesemua persiapan, calon suami pengertian, yang mendukung mimpi-mimpi kita sangat diperlukan. Ya namanya menyerahkan hidup, tidak mungkin kita seumur hidup terkekang? Betul kan?

Tidak selesai kalau bahas pernikahan. Empat bintang untuk novel ini.

Untuk Clara Ng, andai kita bertemu, minta tanda tangan hehe. Bagi tips menulisnya dong! Bagaimana menulis bernyawa dan produktif juga.

Sampai jumpa direview lainnyaaaa


Madre



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Madre
Penulis: Dee Lestari
Penyunting: Sitok Srengenge
Perancang sampul: Fahmi Ilmansyah
Pemeriksa aksara: Intan
Penata aksara: Martin Buczer
Penerbit: PT Bentang Pustaka
Halaman: 178
Cetakan Pertama: April 2015
ISBN: 978-602-291-093-0

"Apa rasanya jika sejarah kita berubah dalam sehari? Darah saya mendadak seperempat Tionghoa, nenek saya seorang penjual roti, dan dia, bersama kakek yang tidak saya kenal, mewariskan anggota keluarga baru yang tidak pernah saya tahu: Madre." (Hal 20)

Walau terlambat baca karya Dee, jujur saya menikmati setiap kata yang disajikan dalam buku ini. Madre pernah terbit di tahun 2011. Di Madre versi ini ada 13 karya Dee berupa prosa dan cerita fiksi.

1. Madre
2. Rimba Amniotik
3. Perempuan dan Rahasia
4. Ingatan tentang Kalian
5. Have You Ever?
6. Semangkuk Acar untuk Cinta dan Tuhan
7. Wajah Telaga
8. Tanyaku Pada Bambu
9. 33
10. Guruji
11. Percakapan di Sebuah Jembatan
12. Menunggu Layang-layang
13. Barangkali Cinta

Ada beberapa cerita yang saya suka seperti Madre. Cerita tentang Tansen yang dapat warisan bernama Madre. Di tengah kebingungan dan kebimbangan akan Madre, akhirnya Tansen seperti menemukan rumah baru. Rumah yang di dalamnya ada Madre dan orang-orang yang menyayangi Madre.

"Rumah adalah tempat di mana saya dibutuhkan. Dan, Madre lebih butuh saya daripada pantai nama pun di dunia." (Hal 78)

Rimba Amniotik, percakapan Ibu dan Bayi. Saya mengangguk setuju tentang bayi yang sebenarnya adalah Ibu, bisa jadi Ayah yang hebat juga.

"Dalam rahim itu, sang ibu dibentuk dan ditempa. Embrio kecil itu mengemudikan hati, tubuh, dan hidupnya." (Hal 83)

Semangkuk Acar untuk Cinta dan Tuhan tentang hakikat cinta dan Tuhan.

"Dengan mengetahui apa itu cinta, kita akan mengetahui Tuhan. Dan ketika kita mengetahui Tuhan, kita juga jadi tahu apa itu cinta." (Hal 112)

Menunggu Layang-layang itu yang paling saya suka. Mungkin karena bercerita tentang anak muda, jadi saya senyam-senyum sendiri.

"Layang-layang itu bebas di langit. Tapi tetap ada benang yang mengikatnya di bumi." (Hal 166)

Hem, saya tidak sabar untuk menikmati karya Dee yang lain. Semoga tidak malas :D

Feel Like Family - Cinta yang Bersemi

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Feel Like Family - Cinta yang Bersemi
Penulis: Sherryl Woods
Alih bahasa: Agus Suteja
Editor: Benedicta Rini W, Hayu Handayani
Penata isi: Budi Triyanto
Penerbit: VioletBooks
Tahun terbit: 2011
Hal: 440
ISBN: 978-979-081-412-7

Dewasa

Hidup teratur dengan tujuan yang jelas telah dijalani Helen Decatur. Pengacara terkenal, finansial yang mapan, punya beberapa bisnis, membuat hidupnya tampak sempurna.

Sayang, kesehariannya mengurusi masalah perceraian sampai wanita-wanita yang kurang beruntung dalam pernikahan membuatnya melajang hingga usia 42 tahun. Keras kepala, hingga suatu saat dia menginginkan seorang bayi dalam hidupnya.

Erik, pria keras kepala yang berselisih tegang dengan Helen. Koki yang kompeten, tapi tidak meninggalkan Helen saat menangis.

Saat Helen memberikan bantuan untuk menjaga anak-anak Karen -Pegawai Restoran Sullivan- dia sedikit kewalahan. Erik yang sebenarnya tidak menginginkan bayi dalam kehidupannya yang sekarang entah mengapa mau membantu Helen mengatur anak-anak.

Apa yang akan dialami Helen dengan anak-anak Karen? Bagaimana hubungannya dengan Erik? Apa kah Helen bisa punya bayi? Apa benar yang diingin Helen hanya seorang bayi?

"..., bagi Helen menjadi seorang ibu terasa jauh lebih mulia dari yang ia bayangkan sebelumnya- meskipun seorang ibu sementara." (Hal 189)

Helen yang kuat, cerdas, tangguh membuat saya iri setengah mati. Seberapa kuatnya dia, toh ternyata sebagai manusia biasa dia memiliki ketakutan. Apakah ketakutan tidak bisa hamil diusianya? Atau ada hal lain?

"Memiliki anak bukanlah suatu yang patut dilakukan, kecuali kalau kau benar-benar memiliki komitmen yang kuat pada keinginan itu." (Hal 96)

Erik si koki seksi, saya suka pria yang suka masak. Masa lalu yang sulit dilupakan ternyata membawa pengaruh besar dalam hidupnya.

"Kalau kau benar-benar menginginkan sesuatu, kau harus meraihnya. Jangan menunggu sampai kau terlambat dan hidup dalam penyesalan." (Hal 195)

dengan alur majunya, saya pikir masalah akan timbul karena keinginan Helen akan seorang bayi. Ketika akhirnya dia hamil, saya berharap bayinya akan menimbulkan masalah besar, apalagi usia serta penyakit diabetes yang diderita Helen. Ternyata masalah yang ditonjolkan bukan itu. Pertentangan batin seorang Helen, perempuan mandiri yang keras kepala. Selain pertentangan batin, profesi Helen ternyata mengundang masalah baru karena kasus perceraian yang dimenangkannya.

Saya salut dengan perempuan-perempuan dalam novel ini. Karen yang harus bekerja keras untuk dua orang anaknya. Tess yang berjuang karena suaminya dideportasi, Dana Sue, Maddie dan Helen sendiri. Di luar sana, saya yakin banyak sekali perempuan seperti mereka.

Khusus untuk Helen, dia adalah contoh di mana sebagai perempuan dia kuat dan mandiri. Ketika dia akhirnya hamil, dia tidak serta merta mengatakan iya ketika tawaran pernikahan datang karena kehamilannya adalah tanggung jawabnya sendiri. Memang kehamilan di luar nikah tidak pantas ditiru, tapi segi positifnya Helen tahu apa sebenarnya yang dia inginkan.

Menikah bukan masalah usia, tanggung jawab atas masalah, tapi menikahlah karena kamu memang menginginkan sebuah keluarga yang bahagia.

Di dalam novel ini juga menceritakan kepedulian terhadap orang lain, terutama perempuan single parent. Persahabatan Maddie, Dana Sue dan Helen juga keren. Mereka mendukung Helen, tapi ketika Helen melakukan hal yang tidak benar, mereka juga menegur dan mengingatkan.

"Bahwa keterusterangan dan kejujuran adalah dua hal yang berharga yang saling bertautan di dalam suatu hubungan atau persahabatan. Satu saja tak kaupenuhi maka segalanya akan berakhir." (Hal 344)

Meski setelah membaca tidak sesuai dengan perkiraan, saya tetap suka dengan novel ini. Pengetahuan tentang makanan di Restoran Sullivan juga keren. Namanya novel romance, bisa di tebak endingnya apa. Sayang ceritanya sampai kelahiran si baby doang. Kurang panjang dikit. Ya sudahlah.

4 Bintang untuk Feel Like Family.

Oh iya, kalau seandainya bertemu Sherryl Woods, mungkin saya akan setres. Bahasa Inggris saya jongkok hehe. Wis minta diajak ke Serenity di Carolina Selatan saja terus ke Restoran Sullivan hihi.

Menikah di usia yang terlambat tidak jadi masalah, asal kita siap dengan segala konsekuensi yang ada. Menikah lah di saat yang tepat dengan segala kesiapan termasuk kesiapan mental.

Oke lah. Sampai ketemu direview saya yang lain!!!


Kynigos



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Kynigos
Penulis: Yoana Dianika
Editor: Ahmala
Tata Sampul: Ferdika
Tata Isi: Atika
Pracetak: Wardi
Cetakan Pertama: Desember 2012
Penerbit: Laksana
Halaman: 253
ISBN: 978-602-7724-07-5

Ardeline seorang siswi kelas Akrobat di Aster Art and Sport School tidak menyangka dia akan terpilih menjadi seorang Kynigos atau Hunter kristal zodiak Capricorn dengan dewa penjaga bernama Pahn. Pertama kali bertemu Pahn, Ardeline begitu terpesona sehingga setuju saja saat diminta menjadi Kynigos. Sayang, Pahn tidak sebaik seperti di awal membuat Ardeline jengkel.

Di saat Ardeline nyaman dengan pertengkarannya dengan Pahn, ada Kynigos Capicorn lain. Harusnya doble Kynigos dilarang. Siapa yang dipilih Pahn? Bagaimana hukuman bagi dewa yang memiliki doble Kynigos?

Ternyata ada masalah yang lebih besar dari sekadar merebut kristal zodiak. Masalah apa itu?

Dengan alur maju mundur, penulis berusaha membuai pembaca tentang apa itu planet Aster dan masalah apa yang terjadi di sana. Sebagai seorang yang bukan penggemar fantasi, saya berharap bisa menyukai dunia fantasi.

Planet Aster dengan dewa-dewa ala Yunaninya, Zeus, Ares dan banyak dewa lainnya sudah dikenalkan. Bahasa yang digunakan ada bahasa Inggris dan Yunani kuno, miriplah dengan bumi.

Sayang, perang merebut kristal zodiaknya kurang terasa. Selain tidak ada perang ke-12 zodiak, perang pertama Ardeline menang, tapi dia pingsan. Yang melawan jelas Pahn. Tiba-tiba Ardeline di kamar. Waktu perang dengan sahabatnya sendiri, kok ya pasrah saja ngasih kalungnya.

Beralih ke perang besar, Ardeline mengingat kembali tentang dirinya yang seorang Kynigos. Sebenarnya keistimewaan Ardeline itu apa? Dan akhirnya dia jadi pahlawan padahal dewa-dewa saja tidak bisa melawan makhluk yang jadi sebab perang.

Masih bertanya-tanya dan tiba-tiba halaman habis. Saya bengong. Kenapa milih pergi ke bumi setelah perang? Entahlah.

Notes:
penulisan kurang tepat: apapun, menghembuskan, nafas

Ketika kita melakukan pekerjaan secara team, sebaiknya kita menjalin hubungan baik dengan patner kita. Kalau sampai ada benih cinta di dalamnya, itu urusan di luar dugaan kita.

Semoga saya tidak kapok baca novel genre fantasi, hehe :D

LUKI: Humming Bird and Emak Urat



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: LUKI: Humming Bird and Emak Urat
Penulis: Awang Biru
Penyunting: Tiwie Bagio
Perancang Sampul: Putri Fauzia
Perancang Isi: Putri Fauzia
Ilustrator: Hanna Laila YD
Penerbit: Penerbit Pustaka Anggrek
Halaman: 202
Cetakan I: 2007
ISBN: 979-23-9975-5

Dari judul sudah ketahuan, novel ini bercerita tentang kisah Luki, cowok yang tidak cakep, jerawatan, tinggi cuma 1,5 meter, dan berat badan lebih (Hal 21). Luki punya pacar namanya Maia, hasil asal nembak. Maia itu adik kelas Luki di kampus, pintar tapi bermuka dua.

Luki lelah dengan hubungannya. Ia ingin putus tapi bingung harus bagaimana. Mereka LDR dan Luki yang tak seberapa ganteng tega menggantung cinta Maia.

Di kantor Luki sendiri diserang si ganjen Juleha. Sedang di apartemen, dia kedatangan tamu bernama Isabela. Kok bisa Luki dikelilingi perempuan? Bagaimana dengan Maia?

Saking non baku dan banyak bahasa jawanya, saya jadi ribet mau ngutip kata apa yang bagus. Kalau saya bilang, novel ini mungkin sebagian realita anak kampus, dunia kerja dan hedonis jaman sekarang. Ngakak sih, tapi ya ngurut dada dengan kehidupan Luki. Kenyataan cinta memang tidak melulu manis, ada pahitnya juga. Kehidupan seksual yang semakin bebas buat geleng-geleng.

Walaupun absurd, tapi penulis juga menyelipkan info tentang dunia banker. Ada juga mitos jawa dan info lain seperti anjing yng tidak berkeringat.

Notes:
1. Typo: 30. Umtuk, 39. Aapalgi, 73. Mnalisa.
2. Ke mana, apa pun, di atas, di sini, penulisan sambung.
3. Bahasa asing, Jawa maupun Inggris tidak dicetak miring. Sebagian ada terjemahannya sebagian tidak. Jadi yang tidak tahu bahasa Jawa jadi roaming.

Setelah bengong karena intronya sepanjang rel kereta, saya kecewa. Kenapa novel ini gantung? Mungkin kalau di pameran buku ada Luki lain saya bisa beli. Semoga :D

Ketawa-Ketiwi Bareng Nasruddin Hodja



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Ketawa-Ketiwi Bareng Nasruddin Hodja
Penulis: Dian Kristiani
Ilustrator: Dwi Studio InnerChild
Penyunting: Mursyidah
Penyelaras Akhir: Leo Paramadita G
Desainer: Vidya Prawitasari
Penerbit: PT Bhuana Ilmu Populer
Tahun Terbit: 2012
Halaman: 159
ISBN 10: 602-249-033-2
ISBN 13: 978-602-249-033-3

"Ini benar-benar aneh. Tapi benarkah ia mengerti apa yang dibacanya?"
"Tentu tidak! Bukankah kita sering disebut sebagai keledai saat kita tak paham isi sebuah buku? Ia hanya bisa membaca, tapi tak bisa memahaminya. Ya, namanya juga keledai." (Hal 27)


Jumat siang, jemaah di masjid terkantuk-kantuk mendengarkan khotbah Nasruddin Hodja yang, bagi mereka, amat membosankan. Ada yang melamun, ada yang menguap, bahkan ada yang sudah setengah terpejam matanya.

Jengkel, Nasruddin pun berteriak, "API!API!"

Teriakannya ampuh. Kantuk para jemaah langsung hilang lenyap tak berbekas.

"Mana apinya?" tanya mereka sambil clingak-clinguk.

Nasruddin tak menjawab. Dengan santai ia melanjutkan khotbahnya. "API, API NERAKA, akan membakar semua orang yang tak taat beribadah!" (Hal 76)

Nasruddin Hodja, sufi, guru, hakim dan juga imam yang berasal dari Turki. Kalau kalian suka Abu Nawas, saya yakin kalian juga akan suka Nasruddin Hodja.

Dalam buku ini, ada 125 cerita tentang Nasruddin yang ringan dan tentu saja membuat kita berpikir, apa iya kita sebodoh itu?

Ceritanya juga tentang kehidupan sehari-hari. Ada kisah Nasruddin dengan istrinya, keledai piaraannya, anak-anak, tetangga, orang pasar, tamu sampai penguasa Turki. Semuanya ringan. Ada gambarnya juga lagi. Bisa buat dongeng anak-anak :D.

Dari buku ini selain untuk refresing otak, kita juga diajak untuk menertawakan kebodohan yang ada pada diri kita. Humor-humor yang cerdas, pas dan membuat kita adem.

Sampai jumpa direview berikutnyaaa :D

Kekasih Terbaik



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Kekasih Terbaik
Penulis: Dwitasari
Penyunting: Andri Agus Fabianto
Penata Letak: Dwi
Pendesain Sampul: Deff Lesmawan
Penerbit: Loveable
Tahun Terbit: 2014
Cetakan: Kedua 2015
ISBN: 978-602-0900-14-8
Halaman: 260

"Aku mencintaimu, lebih besar dari segala kekuranganmu."

Zera penyuka puisi dan sastra jatuh cinta dengan sahabatnya Yoga. Sayang cinta Zera bertepuk sebelah tangan. Yoga berpacaran denga Tasya, finalis Abang None Jakarta. Di sisi lain, ada Doni pelukis yang juga jatuh cinta dengan Zera.

Awalnya Tasya memanfaatkan Yoga sebagai pelarian. Setelah Yoga agak menjauh, Tasya sadar dia mencintai Yoga.

Ketika Yoga tidak nyaman dengan hubungannya dengan Tasya, Yoga meminta Zera untuk mencarikan pacar.

Apakah Zera mendapatkan pacar untuk Yoga? Bagaimana dengan Tasya dan Doni?

Pada halaman awal, jujur saya terpesona. Kado sederhana untuk cinta pertama saya. Wuih! Keren ya!

Cerita yang disampaikan klasik. Sahabat perempuan jatuh cinta dengan sahabat laki-lakinya. Si lelaki cinta dengan orang lain. Si sahabat cewek berusaha move on dengan menerima cinta cowok lain. Akhirnya sahabat laki-laki sadar bahwa dia cinta sama sahabatnya. Intinya begitu. 

Zera, seniman yang hobi memotivasi diri dengan merekam suaranya. Zera yang menurut saya plin plan. Kadang semangat move on. Kadang galau. Tiba-tiba mau bantu sahabatnya.

Yoga, hacker sebut saja begitu. Introvert katanya, dan susah move on dari mantan pacarnya. Ada bagian si Yoga dapat clien yang tidak jelas. Saya tidak tahu apa yang diretas. Telfon aneh yang tiba-tiba masuk tanpa diketahui kelanjutannya.

Tasya, perempuan cantik, calon seleb. Dari yang hobi marah dan ngomel lalu jadi baik.

Doni, pelukis, penggila Picasso. Terlalu menggemari.

Jujur, saya kurang tahu mau dibawa ke mana cerita di novel ini. Klimaksnya sebelah mana, kenapa begini, begitu.

Zera yang mengatur kencan butanya Yoga tiba-tiba kaget ketika Tasya bercerita bahwa Yoga dekat perempuan lain. Lalu ternyata perempuan itu hanya memanfaatkan Yoga.

Yoga juga plin plan, ah ingin punya pacar baru, bilang tidak selingkuh, sebentar cinta ini lalu pindah cinta itu. Di halaman 237 Yoga tahu Zera dan Tasya kecelakaan. Di halaman berikutnya Yoga kaget Tasya Ikut kecelakaan.

Menurut saya, karakter mereka belum kuat, plin plan. Untuk merubah karakter terlalu terburu-buru. Menciptakan persahabatan baru juga terburu-buru. Tiba-tiba kecelakaan, kurang dijelaskan kondisinya dan tiba-tiba harus operasi. Padahal kondisi yang dideskripsiskan mereka hanya pakai selang infus, oksigen.

Ending yang terlalu dipaksakan, membuat saya tambah gemas. Keputusan yang terlalu terburu-buru atas dasar penyesalan. Dan untuk kekasih terbaiknya, hem ini relatif. Tapi menurut saya, mereka belum menunjukkan siapa yang terbaik.

Catatan:
1. Typo: pingsang (10), meremuskannya (26), tida (74), memeram(140), sesutu (175) sepert (239), kematkan (253).
2. Kata asing tidak miring: hot water, shower (140), flash (178).
3. Salah nama, harusnya Yoga tapi ditulisan Doni atau sebaliknya (17, 181).
4. Ke mana (89).
5. Kurang petik kurung di dialog (25).
6. Kalimat yang harusnya tidak miring karena tidak bagian surat/suara rekaman (60).

Apa akhirnya saya puas setelah membaca novel ini? Ya, puas akhirnya bisa baca karya Dwitasari, tidak penasaran lagi walau dari segi cerita saya kurang sreg. Tapi ya itu, terima kasih buat bukunya :D.

Perasaanku tidak kelabu seperti lukisan yang abu-abu
Tidak menjadi kesedihan dan kedukaan sebab telah kukuburkan
dalam-dalam menjadi masa lalu.
Sedangkan kebahagiaanku semuanya meruah untukmu
(252)

All I (N)ever Wanted


Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: All I (N)ever Wanted
Penulis: Maida Ivana
Tahun Terbit: April 2015
Penyunting: Katrine Gabby Kusuma
Perancang Sampul dan Isi: Deborah Amadis Mawa
Penata Letak: Deborah Amadis Mawa
Penerbit: Ice Cube, Kepustakaan Populer Gramedia
Halaman: 276
ISBN: 978-979-91-0842-5

Pernah tidak naik kelas? Merasa paling bodoh dan tidak berguna? Trix sedang mengalaminya. Tinggal di asrama SMA Fiore yang seperti penjara dengan segudang PR dan kedisiplinan tak membuat Trix yang tak seberapa pintar jadi mati gaya. Walaupun akademisnya tidak bagus, asal dia masih aktif di ekskul OSIS maupun tari, dia akan tetap bahagia.

Lalu bagaimana jika Ramona sahabat Trix juga menginginkan kemenangan dalam lomba tari? Bagaimana dengan Bastian yang menyukai Trix sementara Ramona menyukai Bastian? Belum selesai satu masalah, kepindahan Jo sepupunya membuat hidupnya yang damai mendadak ramai. Jo yang kabarnya suka membuat onar, akan kah membuat kalang kabut Trix juga?

Sebenarnya, di sini siapa yang menjadi biang onar? Jo atau.... Lalu siapakah yang benar-benar jadi sahabat baik? Ramona kah? Atau jangan-jangan ada penghianat di dalamnya....

Ketika pertama kali novel YARN ini nongol di grup, saya pede gila yakin bisa beruntung dapat dari penulisnya. Covernya Sadako banget dan saya suka. Dan akhirnya novel ini betulan berada di tangan saya. Yey!

Terus terang, tema Young Adult bukan tema yang sering saya baca. Tapi dari novel ini, saya tahu masalah remaja itu tidak melulu soal cinta.

Saya tidak suka cewek sotoy, suka ikut campur masalah orang lain. Tapi Trix beda. Dia selalu tidak tega berkata tidak dan dengan pedenya menceburkan diri ke dalam masalah orang lain. Bedanya, Trix ini berusaha membuat orang lain nyaman berada di dekatnya, main halus lah.

Ramona, sahabat Trix yang banyak mau saat latihan tari. Kaget iya karena perubahan karakter Ramona. Tapi di ending, saya jadi sadar, Ramona tidak sepenuhnya berubah.

Jo, walaupun ceplas ceplos, dia cewek yang sangat ekspresif. Daripada gemes, saya malah menikmati tingkah gilanya Jo.

Alur maju yang digunakan novel ini menurut saya sangat cocok untuk tema remaja. Konfliknya pas untuk remaja, tidak berat sampai harus mengerutkan kening.

Dari awal baca, saya tidak bisa memprediksi, di sini siapa yang sebenarnya membuat masalah. Sampai tengah saya manggut-manggut dan menuju ending saya mlogo. Wah si biang kerok dari semua masalah ternyata dekat. Saya puas karena endingnya tidak maksa, pas.

Trix, walaupun dia tidak pintar tapi dia baik. Kita tidak terlahir sempurna, ada kekurangan tapi ada kelebihannya juga. Cuma si Trix ini kadang membuat saya gemes. Dalam kegentingan kenapa dia masih memikirkan orang lain? Itulah Trix.

Jo, salut dengan aksi sabarnya dalam membantu orang lainnya. Pecicilan begitu, Jo tidak menghakimi orang lain.

Ramona, sahabat yang baik sebenarnya. Manusiawi kita marah ketika kepercayaan yang kita beri dihianati.

"Seandainya aku bisa memutar waktu, aku tidak akan melakukan apa yang kulakukan waktu itu." (Hal 94)

"Semua masalah yang menimpaku setahun ini bukan disebabkan oleh kesedihanku karena tidak naik kelas, tetapi karena aku tidak pernah menerima kenyataan bahwa aku membutuhkan usaha ektra dalam belajar untuk menyamai kemampuan teman-temanku," (Hal 268)

"Kami saling mengubah satu sama lain menjadi orang yang lebih baik. Dan itu gunanya sahabat, kan?" (Hal 272)

Kebaikan yang dimulai dengan kebohongan akan menghancurkan diri kita sendiri. Kepercayaan itu mahal. Ketika sekali saja kita menghianati, maka akan susah dan butuh waktu untuk menumbuhkan kepercayaan yang baru. Dan ketika kita tulus dalam melakukan sesuatu, maka kita akan menuai hasil dari ketulusan kita.

Catatan:
1. Kurang petik (") tutup di hal 21
2. Kapital di tengah kalimat, hal ini Tapi Sandy (Hal 96)

Empat dari lima bintang buat novel ini.

Tentang Penulis:
Maida Ivana baik dan ramah (karena mau jawab WhatsApp saya hihi). Lahir dan besar di Bandung. Usia 22 tahun (Asli saya nanya sendiri). Sedang belajar bahasa Mandarin. Twitter @ivanaphoa. Blog: sleepy-bookworm.blogspot.com

Sedikit pertanyaan saya jika bisa interview:

1. Selain karena ingin tinggal di asrama, kenapa pilih setting sekolah asrama? Jangan-jangan ngefans sama Carita de Angel? Papa ganteng Lusiano dan Tante Rambut Palsu?

2. Trix, sampai detik ini saya masih tidak tahu nama lengkapnya. Kenapa namanya Trix? Trix apa coba?

3. Kenapa novel yang dikasih ke saya tidak ada tanda tanganya???? Hwaaaa

Ji, kamu dikasih kok ya protes terus? Hehehe

Baiklah. Sampai jumpa di review saya selanjutnya....

Saya terharu sampai nangis baca ini novel. Yah, si Trix membuat saya nangis. Hebat bukan? Jangan berburuk sangka, mungkin kita sendiri jauh lebih buruk. Siapa yang tahu?



Babu Backpacker


Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Babu Backpacker
Penulis: Aisy Laztatie, dkk
Penyunting dan Editor: Pipiet Senja
Layout, Tata Letak: Zhizhi Siregar
Desain Kover: Haekal Siregar
Tahun Terbit: Februari 2015
Penerbit: Yayasan Bunda Hadijah
Divisi Penerbitan: Pipiet Senja Publishing
ISBN: 978-602-71276-2-5
Halaman: 242

Bagi banyak orang, jalan-jalan, traveling, wisata atau apa pun itu bisa menjadi obat untuk sekadar merefresingkan pikiran. Di luar sana ada juga orang yang merelakan hidupnya untuk berpetualang. Bagaimana kalau TKI yang menginginkannya? Bagaimana model liburan, backpacker ala mereka?

Babu Backpacker merupakan kumpulan pengajalaman jalan-jalan oleh TKI Malaysia. Ada 14 cerita dari 14 penulis dengan kisah yang berbeda. Rata-rata cerita mereka jelas di kawasan Malaysia, tapi ada juga yang di Vietnam, Thailand bahkan ada yang di dalam negeri seperti Jogja dan Karimun Jawa.

Dalam buku ini mereka menceritakan bagaimana pengorbanan mereka dari segi materi dan waktu di tengah kesibukan bekerja untuk bisa berbackpackeran ria. Bagaimana mereka menabung untuk bekal jalan-jalan dan ya jelas perjalanan mereka yang memang tidak mudah. Bagaimana kenyataan di lokasi tidak sama dengan apa yang mereka baca di internet.

Secara keseluruhan saya cukup suka dengan cerita perjalanan mereka. Mereka juga menulis sedikit tips jika mau backpackeran. Cerita tentang Kampung Soeharto - Mahfudz Tejani, kurang greget. Saya tidak dapat gambaran apa-apa tentang keadaan kampung tersebut. Ngebolang ke Putrajaya- Riau Kiara, saya malah penasaran sama endingnya. Apa yang terjadi sama Mbaknya saat ketemu majikan setelah jalan-jalan. Sayang tidak tuntas.

Catatan:
1. Banyak - yang bukan pada tempatnya. Seperti: akh-irnya (prolog), diban-ding, tum-pangi (26), dll.
2. Apa pun, ke mana, di mana (47,87;107, dll) yang bersambung.
3. Salah ketik, kelebihan atau kurang huruf, seperti: sepert, Yntuk, sesuatau (sekapur sirih), kepasa (18), took (38), dll.
4. Bahasa asing penulisan tidak miring. Cable car, free map (28), night market (40), dll.

Kesalahan ketik banyak di awal, mungkin ya terlalu bersemangat dalam bercerita. Sampai ke halaman belakang kesalahannya makin sedikit. Walaupun begitu, cerita mereka masih bisa dipahami dan layak untuk dijadikan referensi bacaan dan ya jalan-jalan murah tentunya.

"Di tengah keterbatasan waktu yang kami miliki, ternyata masih bisa jalan-jalan. Intinya, memang tiada sesuatu yang tak mungkin jika kita berjuang untuk mewujudkannya." (Hal 18)


Pojok Lavender




Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Pojok Lavender
Penulis: Primadonna Angela
Desain & ilustrasi cover: eMTe
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: April 2013
Halaman: 256
ISBN: 978-979-22-9491-3

"Karena asa, cinta, dan lara bisa bermula dari sesuatu yang sederhana." (Hal 13)

Pojok Lavender merupakan kumpulan cerpen yang berhubungan dengan kafe milik Lavender Rosemary. Secara keseluruhan, setting yang ditampilkan tidak melulu di kafe. Tapi yang jelas benang merahnya ya Pojok Lavender.

Ada 16 judul cerpen di buku ini, antara lain:

1. Mantan Sahabat
2. Semesta yang Dihuni Berdua
3. Modus Operandi
4. Kopi, Saat Jatuh Cinta
5. Kencan Pertama
6. Cinta Itu Seperti Hujan
7. Pretty Duckling
8. Aku, Malaikat Pelindungmu
9. Konser
10. Broadcast Message
11. 39.000 Kaki
12. The Sight
13. Hmm...
14. Dua Cahaya
15. Pojok Lavender
16. #Sisterzone

Semuanya saya suka. Bahasa yang digunakan gampang dicerna.

"Kesan yang didapat pertama-tama belum tentu akan bertahan selamanya." (Hal 73)

Cerita yang paling pendek, Kencan Pertama. Kalau saya bilang, ini sejenis flashfiction dengan ending yang cukup ngetwist.

Kopi, Saat Jatuh Cinta cukup seru. Pelanggan yang komplain karena patah hati sampai-sampai si pelayan membawakan dia kompor. Apa yang terjadi dengan kompor tersebut? Cari sendiri jawabannya :D.

"Kecantikan dan kebahagiaan sejati ada di dalam hati. Bukan pada penilaian orang lain yang melakukannya sembari bermain-main." (Hal 91)

Pretty Duckling, cerpen yang lumayan panjang. Menghadirkan gadi cantik yang menyamar menjadi gadis cupu karena trauma. Bagaimana si Cantik tapi Cupu mengahadapi temannya? Bagaimana jadinya kalau penyebab trauma tersebut mendekati si Cantik saat masih cupu?

"Kalau tidak diucapkan, siapa yang akan tahu? Kalau tidak diutarakan, bagaimana berharap orang lain akan memahamimu? Tapi mungkin ada hikmah di balik semua itu. Barangkali ada orang lain yang ditakdirkan menjadi pasanganmu." (Hal 127)

Aku, Malaikat Pelindungmu. Si aku yang diam-diam menjadi malaikat pelindung bagi gadis yang dicintainya. Lalu bagaimana kalau si gadis lebih memilih cowok lain? Yang dilindungi ternyata tak terlalu pantas dilindungi.

Untuk saya yang pertama kali membaca karya Primadonna Angela, saya cukup puas. Saya jadi penasaran dengan karyanya yang lain. Mungkin si Lavender sendiri yang terkena sisterzone atau Cherry kakak Lavender.

Semoga bisa baca karya lainnya :D.

Pangeran Bumi Kesatria Bulan


Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Pangeran Bumi Kesatria Bulan
Pengarang: Ary Nilandari
Penyunting: Prisca Primasari
Proofreader: Kamus Tamar
Desainer Sampul: A.M. Wantoro
Tahun Terbit: Juni, 2014
Penerbit: Qanita, PT. Mizan Pustaka
Halaman: 324
ISBN: 978-602-1637-38-8

"Seperti pohon yang dihinggapi burung berkicau, merasa hidup dan dibutuhkan,..." (Hal 257)

Kita bisa memilih untuk menjadi orangtua seperti apa, tapi kita tidak bisa memilih siapa orangtua kita, kapan dan di mana kita di lahirkan (Walaupun dalam islam sebetulnya kita bisa memilih saat masih di kandungan).

Hal itu juga terjadi pada Maya, Juno, Augy, si Kembar Septi dan Okta serta Desti. Mereka adalah anak-anak yang terbuang dan diasuh oleh Bunda Wulan. Anak-Anak Bulan sebutan mereka atas perkiraan bulan kelahiran.

Maylana atau akrab disapa Maya, selalu berjuang untuk melindungi adik-adiknya, menghilangkan stigma yatim piatu kurang beruntung, anak terbuang yang tak jelas asal usulnya. Maya menikmati perannya, melupakan luka akibat penelantaran orangtua dan diperparah dengan kepergian Juno.

Geo, datang membawa harapan baru dalam kehidupan mereka. Hati Maya selalu berbunga saat bersama Geo. Tapi, insting lelaki Geo sang Pangeran Bumi menyentil Maya yang selalu melibatkan Juno dalam percakapan mereka.

Juno sang Kesatria Bulan yang pergi, tapi tidak pergi, ternyata selalu ada di dalam benak Maya. Siapa yang akan dipilih Maya si Burung Kecil? Pangeran Bumi atau Kestria Bulan yang ternyata sama-sama membantu mengatasi masalahnya?

"...tidak ada kebetulan di dunia ini. Semua bergerak mengikuti aturan dan rencanya-Nya." (Hal 95)

Novel ini sebenarnya asal comot dari Perpusda, teman saya yang memilihkan. Sekilas membaca cuplikan di belakang cover, jujur saya tertarik dengan tema yang diangkat, 'Bayi-bayi terbuang'.

Saya terhanyut dengan kisah mereka. Bagaimana mereka tumbuh dan bersosialisasi dengan masyarakat. Sebagian bayi ada yang mendapat orangtua angkat. Lalu bagaimana dengan nasib mereka yang tidak diangkat?

Contoh dari novel ini adalah Okta kembaran Septi yang menderita sindrom Asperger dan Hemifacial Microsomia. Dengan kekurangan tersebut, tak ada yang mau mengangkat Okta. Beruntung ada Septi, yang menguatkan Okta dan menolak diadopsi jika tidak dengan Okta.

"Jangan katakan itu tidak mungkin. Kemungkinan itu selalu ada." (Hal 298).

Kemungkinan bahwa mereka sebenarnya tidak benar-benar dibuang juga ada. Begitu yang Augy pikir. Dulu Maya juga berpikir seperti itu, orangtuanya datang, memberi kebahagiaan. Lalu ketika Ibu Juno datang, justru apa yang dihayalkan Maya membuatnya terluka.

"Ternyata orang-orang yang saling dekat pun tidak mengetahui segalanya tentang diri masing-masing. Barangkali itu yang membuat suatu hubungan menjadi menarik dan hidup. Terus belajar, selalu ada kejutan, belajar lagi. Seperti membaca buku mengasyikkan yang tak ada habisnya, dan tak ingin habis." (Hal 290).

Sosok Maya sebagai bayi yang pernah terbuang kemudian menjadi pribadi yang luar biasa mandiri. Juno yang menerima dan memberi kesempatan Ibu yang pernah meninggalkannya di rumah sakit. Geo, saya sangat suka karakternya yang menurut saya kuat. Dia yang membantu Maya, suportif dengan Juno dan diakhir membuat saya sedih tapi bahagia.

"... Dua sungai yang mengalir berdampingan tidak harus bersatu dan bermuara pada titik yang sama. Tetapi keduanya masih bisa memberikan manfaat bagi satu sama lain dan lingkungan mereka." (Hal 315)

Catatan:
- Kata setelah dialog banyak yang kapital (Bukan nama orang), harusnya huruf kecil.

Kadang, kita memiliki keluarga tapi tidak seperti keluarga. Bersyukurlah karena kita memiliki keluarga, bukan bayi-bayi yang terbuang seperti mereka yang kadang dipandang sebelah mata.


New Authors Reading Challenge 2015

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Pertengahan Maret ini, saya mencoba untuk ikut New Authors Reading Challenge 2015. Level yang saya ambil Middle dengan membaca 15-30 judul buku dari pengarang baru yang saya tahu. Kategori lain pas dulu.

Doa saya, semoga bisa naik level dan tentunya dapat menyelesaikan challenge tersebut dengan baik, amin :D


Maret:

1. Pangeran Bumi Kesatria Bulan by Ary Nilandari
2. Pojok Lavender by Primadonna Angela

April

1. Babu Backpacker by Aisy Laztatie, dkk
2. All I (N)ever Wanted by Maida Ivana
3. Kekasih Terbaik by Dwitasari
4. Ketawa Ketiwi Bareng Nasruddin Hodja By Dian Kristiani

Juni
2. Kynigos by Yoana Dianika
4. Madre by Dee Lestari
6. Napoli by Riskaninda Maharani

Juli

1. Sepotong Hati yang Baru by Tere Liye

September

1. Precious Lady by Acariba
2. The Coffee Shop Chronicles by Aditia Yudis, dkk

November

1. Home by Iva Afianti

Desember

1. Ungu Pernikahan by Titie Said, Pipiet Senja, Maria A, Sardjono, dkk
2. The Great Escape – Pelarian Sang Pengantin by Susan Elizabeth Philips