Jendela Rumah Jiah

Dengan Membaca, Kita Mengenal Dunia

jeru-ji.blogspot.com by Jiah Al Jafara . Header by Khoirur Rohmah. Diberdayakan oleh Blogger.

Ketawa-Ketiwi Bareng Nasruddin Hodja



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Ketawa-Ketiwi Bareng Nasruddin Hodja
Penulis: Dian Kristiani
Ilustrator: Dwi Studio InnerChild
Penyunting: Mursyidah
Penyelaras Akhir: Leo Paramadita G
Desainer: Vidya Prawitasari
Penerbit: PT Bhuana Ilmu Populer
Tahun Terbit: 2012
Halaman: 159
ISBN 10: 602-249-033-2
ISBN 13: 978-602-249-033-3

"Ini benar-benar aneh. Tapi benarkah ia mengerti apa yang dibacanya?"
"Tentu tidak! Bukankah kita sering disebut sebagai keledai saat kita tak paham isi sebuah buku? Ia hanya bisa membaca, tapi tak bisa memahaminya. Ya, namanya juga keledai." (Hal 27)


Jumat siang, jemaah di masjid terkantuk-kantuk mendengarkan khotbah Nasruddin Hodja yang, bagi mereka, amat membosankan. Ada yang melamun, ada yang menguap, bahkan ada yang sudah setengah terpejam matanya.

Jengkel, Nasruddin pun berteriak, "API!API!"

Teriakannya ampuh. Kantuk para jemaah langsung hilang lenyap tak berbekas.

"Mana apinya?" tanya mereka sambil clingak-clinguk.

Nasruddin tak menjawab. Dengan santai ia melanjutkan khotbahnya. "API, API NERAKA, akan membakar semua orang yang tak taat beribadah!" (Hal 76)

Nasruddin Hodja, sufi, guru, hakim dan juga imam yang berasal dari Turki. Kalau kalian suka Abu Nawas, saya yakin kalian juga akan suka Nasruddin Hodja.

Dalam buku ini, ada 125 cerita tentang Nasruddin yang ringan dan tentu saja membuat kita berpikir, apa iya kita sebodoh itu?

Ceritanya juga tentang kehidupan sehari-hari. Ada kisah Nasruddin dengan istrinya, keledai piaraannya, anak-anak, tetangga, orang pasar, tamu sampai penguasa Turki. Semuanya ringan. Ada gambarnya juga lagi. Bisa buat dongeng anak-anak :D.

Dari buku ini selain untuk refresing otak, kita juga diajak untuk menertawakan kebodohan yang ada pada diri kita. Humor-humor yang cerdas, pas dan membuat kita adem.

Sampai jumpa direview berikutnyaaa :D

Kekasih Terbaik



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Kekasih Terbaik
Penulis: Dwitasari
Penyunting: Andri Agus Fabianto
Penata Letak: Dwi
Pendesain Sampul: Deff Lesmawan
Penerbit: Loveable
Tahun Terbit: 2014
Cetakan: Kedua 2015
ISBN: 978-602-0900-14-8
Halaman: 260

"Aku mencintaimu, lebih besar dari segala kekuranganmu."

Zera penyuka puisi dan sastra jatuh cinta dengan sahabatnya Yoga. Sayang cinta Zera bertepuk sebelah tangan. Yoga berpacaran denga Tasya, finalis Abang None Jakarta. Di sisi lain, ada Doni pelukis yang juga jatuh cinta dengan Zera.

Awalnya Tasya memanfaatkan Yoga sebagai pelarian. Setelah Yoga agak menjauh, Tasya sadar dia mencintai Yoga.

Ketika Yoga tidak nyaman dengan hubungannya dengan Tasya, Yoga meminta Zera untuk mencarikan pacar.

Apakah Zera mendapatkan pacar untuk Yoga? Bagaimana dengan Tasya dan Doni?

Pada halaman awal, jujur saya terpesona. Kado sederhana untuk cinta pertama saya. Wuih! Keren ya!

Cerita yang disampaikan klasik. Sahabat perempuan jatuh cinta dengan sahabat laki-lakinya. Si lelaki cinta dengan orang lain. Si sahabat cewek berusaha move on dengan menerima cinta cowok lain. Akhirnya sahabat laki-laki sadar bahwa dia cinta sama sahabatnya. Intinya begitu. 

Zera, seniman yang hobi memotivasi diri dengan merekam suaranya. Zera yang menurut saya plin plan. Kadang semangat move on. Kadang galau. Tiba-tiba mau bantu sahabatnya.

Yoga, hacker sebut saja begitu. Introvert katanya, dan susah move on dari mantan pacarnya. Ada bagian si Yoga dapat clien yang tidak jelas. Saya tidak tahu apa yang diretas. Telfon aneh yang tiba-tiba masuk tanpa diketahui kelanjutannya.

Tasya, perempuan cantik, calon seleb. Dari yang hobi marah dan ngomel lalu jadi baik.

Doni, pelukis, penggila Picasso. Terlalu menggemari.

Jujur, saya kurang tahu mau dibawa ke mana cerita di novel ini. Klimaksnya sebelah mana, kenapa begini, begitu.

Zera yang mengatur kencan butanya Yoga tiba-tiba kaget ketika Tasya bercerita bahwa Yoga dekat perempuan lain. Lalu ternyata perempuan itu hanya memanfaatkan Yoga.

Yoga juga plin plan, ah ingin punya pacar baru, bilang tidak selingkuh, sebentar cinta ini lalu pindah cinta itu. Di halaman 237 Yoga tahu Zera dan Tasya kecelakaan. Di halaman berikutnya Yoga kaget Tasya Ikut kecelakaan.

Menurut saya, karakter mereka belum kuat, plin plan. Untuk merubah karakter terlalu terburu-buru. Menciptakan persahabatan baru juga terburu-buru. Tiba-tiba kecelakaan, kurang dijelaskan kondisinya dan tiba-tiba harus operasi. Padahal kondisi yang dideskripsiskan mereka hanya pakai selang infus, oksigen.

Ending yang terlalu dipaksakan, membuat saya tambah gemas. Keputusan yang terlalu terburu-buru atas dasar penyesalan. Dan untuk kekasih terbaiknya, hem ini relatif. Tapi menurut saya, mereka belum menunjukkan siapa yang terbaik.

Catatan:
1. Typo: pingsang (10), meremuskannya (26), tida (74), memeram(140), sesutu (175) sepert (239), kematkan (253).
2. Kata asing tidak miring: hot water, shower (140), flash (178).
3. Salah nama, harusnya Yoga tapi ditulisan Doni atau sebaliknya (17, 181).
4. Ke mana (89).
5. Kurang petik kurung di dialog (25).
6. Kalimat yang harusnya tidak miring karena tidak bagian surat/suara rekaman (60).

Apa akhirnya saya puas setelah membaca novel ini? Ya, puas akhirnya bisa baca karya Dwitasari, tidak penasaran lagi walau dari segi cerita saya kurang sreg. Tapi ya itu, terima kasih buat bukunya :D.

Perasaanku tidak kelabu seperti lukisan yang abu-abu
Tidak menjadi kesedihan dan kedukaan sebab telah kukuburkan
dalam-dalam menjadi masa lalu.
Sedangkan kebahagiaanku semuanya meruah untukmu
(252)

Izinkan Aku Bersujud



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Izinkan Aku Bersujud
Penulis: Tyas Effendi
Penyunting naskah: Irfan Hidayatullah dan Doel Wahab
Tahun terbit: Juni, 2009
Penerbit: Mizania
Pengarah desain: Dodi Rosadi
Desain sampul: Aditya Satyagraha
Desain isi: sHerLy
ISBN: 978-602-8236-41-6 
Halaman: 214

"Ketika kau merasa dunia kosong oleh nyawa-nyawa, ingatlah bahwa Tuhan itu ada. Ketika kau kehilangan semua yang kau indahi, ingatlah bahwa Tuhan mahakekal. Ketika kau telah melukiskan potongan hidupmu dengan sempurna, ingatlah bahwa Tuhan Maha Berkuasa." (Hal 138)

Zevrin Tsadila tidak pernah menyangka pertemuannya dengan Fahiya membawa banyak perubahan. Zevrin yang seorang perawat tanpa sengaja dekat dengan Fahiya, anak angkat Mrs. Syaddah yang merupakan salah satu korban peperangan di Lebanon.

Zevrin diajak berkelana lewat tulisan Fahiya ke peperangan Lebanon. Bagaimana Fahiya akhirnya kehilangan keluarganya.

Fahiya hanya remaja 15 tahun yang mengenalkan banyak hal pada Zevrin. Mampukan Zevrin mempertahankan hatinya pada Arviga, laki-laki yang dicintainya sejak kecil? Atau kisah itu hanya masa lalu yang terganti dengan kisah baru?

Bagi yang suka dengan puisi romantis, novel ini cocok untuk menambah daftar bacaan. Bahasanya ringan dan tambahan pengetahuan tentang cahaya, kota palembang menambah nilai plusnya.

Saya juga merasakan gambaran tentang peperangan di Lebanon. Tidak berdarah-darah tapi cukup membuat saya ikut tegang.

"Ketika kau mengagungkan sebuah nama dalam tahajudmu, ingatlah bahwa Tuhan mahatahu. Ketika kau mengerti kisahmu tak selamanya, ingatlah bahwa Tuhan mahahidup. Ketika kau membisikkan tahmid sepelan suara angin, ingatlah bahwa Tuhan masih dapat mendengarmu." (Hal 150)

"Ketika kau membisikkan tahmid sepelan suara angin, ingatlah bahwa Tuhan masih dapat mendengarmu. Ketika kau menyembunyikan apa pun di sudut dunia, ingatlah bahwa Tuhan selalu melihatmu. Ketika kau melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an seindah nyanyian alam, ingat bahwa Tuhan Maha Berkata-kata...." (Hal 185)

Catatan:
1. Hal 18 Bibi Rahma harusnya Mrs. Syaddah.
2. Hal 83 harusnya tidak ada (") di "Ya, ia tidak.... Karena bukan dialog


Bagi saya, menikmati cerita ini kadang harus berhenti bernafas sejenak, haru biru menerjang, menyadari inilah cinta.