Jendela Rumah Jiah

Dengan Membaca, Kita Mengenal Dunia

jeru-ji.blogspot.com by Jiah Al Jafara . Header by Khoirur Rohmah. Diberdayakan oleh Blogger.

Napoli



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Napoli
Penulis: Riskaninda Maharani
Editor: Novi Widodo
Proofreader: RN
Tata Sampul: Ann_Retiree
Tata Isi: Violet Vitrya
Pracetak: Antini, Dwi, Wardi
Cetakan Pertama: Mei 2015
Penerbit: Diva Press
Halaman: 268
ISBN: 978-602-255-893-4

"Kau tahu ada sebuah mitos dunia? Barang siapa melempar sebuah koin ke air mancur itu akan kembali ke Roma? Barang siapa melempar dua koin akan menemukan cinta? Dan barang siapa melempar tiga koin, dia akan segera menikah?"

"Sebenarnya jika dalam sebuah air mancur yang bisa membuatku menjadi seorang warga negara Italia, aku akan lebih suka pergi mengunjunginya." (Hal 22)

Revina Anjani, jatuh cinta dengan Italia tepatnya Napoli. Baginya Napoli adalah bagian dari kehidupan asli di Italia. Menjadi bagian dari salah satu apa yang disebut "menakutkan" oleh teman-teman Indonesianya dan "harus ekstra hati-hati" oleh teman-teman Italianya. Namun, Revina sendiri lebih suka menyebutnya "tantangan" dan "menggairahkan". (Hal 23)

Dengan keberanian, Revina menginjakkan kaki di Italia. Atas bantuan teman yang dikenalnya di dunia maya, dia memulai petualangannya. Stefano, lelaki dingin dan kurang perhatian itu menawari Revina tinggal di rumahnya di Napoli. Bahkan Fano yang dingin rela mengantar jemput Revina dari Napoli ke Roma untuk kuliah. Akhirnya Revina berkenalan dengan para moreno yang cukup memikat. Bagaimana kah hubungannya dengan Fano? Apa Revina akan tetap di Napoli?

Berlatar negara Italia, Napoli cukup mengesankan. Pengenalan kota-kota di novel ini cukup menarik. Deskripsi makanan, tempat, suasana, suhu dan lainnya terlihat nyata. Walaupun saya belum pernah ke Itali, tapi saya bisa merasakan keadaan di sana.

Kisah cinta Revi ya cukup menarik. Revi seperti pada umumnya, menyukai hal yang berbau romantis, perhatian yang nyata serta ucapan nyata juga. Sayang, Stefano begitu dingin, kadang membuat Revi jengkel. Hingga datang Alejandro yang juga memiliki mata hazel seperti Fano yang kelihatannya tertarik dengan Revi juga negara asal Revi, Indonesia. Alejandro juga lebih perhatian. Pilih mana hayo?

"Aku memang seorang perempuan. Tetapi, itu bukan berarti bahwa aku tidak tangguh. Aku tidak memerlukan perlindunganmu yang super." (Hal 88)

Yap, Revina adalah perempuan super, mandiri, buktinya dia bisa sampai di Italia sendiri. Kuncinya adalah keberanian dan jangan terlalu memperlihatkan bahwa dia baru pertama kali di Italia. Jadi ketika ada yang mengusik egonya sebagai wanita, dia akan marah tak peduli sudah berapa lama dia kenal dengan orang itu.

Sebenarnya saya sudah menebak siapa yang akan dipilih Revi dan ternyata benar. Kadang seseorang itu tidak banyak berkata tapi lebih banyak berbuat, menunjukkan begitu caranya mencintai.

Yang kurang dari cerita ini adalah cerita tentang Revi dan Na. Kenapa Francesco lebih memilih Na? Bagaimana bisa akhirnya mereka sama-sama kuliah di Roma? Padahal rentang waktu hubungan masa lalu Revi dan Francesco delapan tahun.

Untuk penggemar cerita ala traveling, novel ini cocok dijadikan referensi. Karena romantis itu relatif, menurut saya romantisnya masih kurang, tapi cukup manis apalagi persahabatan mereka. Apa benar pria negara lain ketika bersahabat dengan perempuan Indonesia bisa sebaik itu? Karena saya tidak tahu makanya bertanya hehe.

Baiklah. Sampai jumap direview saya selanjutnyaaaa :D

Indiana Chronicle: Bridesmaid



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Indiana Chronicle: Bridesmaid
Penulis: Clara Ng
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Editor: Hetih Rusli
Setting: Diane
Ilustrasi/desain sampul: Verdi Solaiman
Tahun terbit: Juni 2005
Halaman: 320
ISBN: 979-22-1424-0

Menjadi pemimpin redaksi di salah satu majalah ibukota ternyata tak menghilangkan yang namanya galau dari hidup Indiana Lesmana. Lajang, 30 tahun dengan pacar yang tak kunjung melamar. Para staf kantornya yang seperti beradu cepat menikah, pertanyaan tentang pernikahan dari orangtua dan keluarga. Sampai absurditas hidup Indi yang terpaksa menjadi pendamping dua pengantin di hari yang sama. Bagaimanakah Indi menyelesaikan masalah hidupnya? Apa dengan menikah masalahnya akan lebih mudah? Bagaimana kalau dia harus jadi pendamping pengantin dan terbang ke negara lain sedang dia punya pobia terbang? Bagaimana kalau justru si pengantin malah tidak yakin untuk menikah?

Seri terakhir dari Indiana Chronicle cover ungu yang lucu. Karena saya baru pertama kali baca karya Clara Ng, saya berharap bisa tertarik untuk baca karyanya yang lain. Cap cip cup, novel ini yang saya pilih karena penasaran dengan kehebohan pendamping pengantin yang akan dialami Indiana.

Dengan alur maju, sedikit flashback ternyata kegalauan Indiana di tahun 2005 tidak jauh beda dengan tahun 2015. Galaunya pernikahan, begitu kira-kira.

"Apakah menikah sekadar untuk mengubah identitas, menjadi istri lalu ibu? Setelah itu menjadi mutan-mutan yang tidak dapat mewakili diri sendiri? Memangnya begitu siklus keperempuanan? Dari nona ke nyonya si anu. Terus tambah gelar lagi, ibu si anu. Sori. Aku tidak ingin dikebiri. Bukan seperti itu konsep menikah bagiku." (Hal 91)

Ketika usia sudah matang untuk menikah tapi belum juga menikah, pasti akan ada saja pertanyaan seputar pernikahan. Kumpul keluarga menjadi ajang yang sangat membosankan bila pertanyaan 'Kapan nyusul?' 'Kapan menikah?' ada di dalamnya.

Dan tokoh yang saya suka adalah Francis, pacar Indi yang luar biasa pengertian.

"Semua terserah Indiana. Dia gadis yang cerdas sekali. Apa yang hendak dia capai dalam hidupnya kedengarannya sangat penting. Saya tidak mampu menghalang-halangi karena saya sudah berjanji untuk selalu memberikan dukungan seribu persen kepadanya." (Hal 96)

Indi yang baik, terlalu baik hingga susah untuk berkata tidak. Dia terlalu menyayangi orang-orang disekitarnya. Menjadi pendamping pernikahan Ilona dan harus terbang ke Kanada sementara dia pobia terbang. Menjadi pendamping Karen dan Sarah di hari yang sama. Lalu merawat neneknya yang pendengarannya berkurang, sampai membantu berdemo untuk karyawan hotel.

Tiga kali menjadi pendamping menyisakan banyak cerita yang luar biasa gila. Adegan Indi yang demo sampai wajahnya dimuat di koran nasional.

Tak bisa menebak jalan ceritanya tapi saya disuguhi ending yang cukup memuaskan membuat saya senyam senyum sendiri.

Indiana yang gila dengan tingkah orang-orang disekitarnya, lelah. Tapi dia selalu berpikir positif. Berapa beruntungnya dia dibanding orang diluaran sana. Intinya, ketika kita berpikir positif, maka energi positif akan mengikuti kita juga.

Indiana bukan tak mau menikah. Hanya saja, visi misi serta lamaran Francis belum siap. Ketika kita siap baik secara lahir maupun batin, jangankan menikah minggu depan, hari ini pun kita siap. Dan dari kesemua persiapan, calon suami pengertian, yang mendukung mimpi-mimpi kita sangat diperlukan. Ya namanya menyerahkan hidup, tidak mungkin kita seumur hidup terkekang? Betul kan?

Tidak selesai kalau bahas pernikahan. Empat bintang untuk novel ini.

Untuk Clara Ng, andai kita bertemu, minta tanda tangan hehe. Bagi tips menulisnya dong! Bagaimana menulis bernyawa dan produktif juga.

Sampai jumpa direview lainnyaaaa


Madre



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Madre
Penulis: Dee Lestari
Penyunting: Sitok Srengenge
Perancang sampul: Fahmi Ilmansyah
Pemeriksa aksara: Intan
Penata aksara: Martin Buczer
Penerbit: PT Bentang Pustaka
Halaman: 178
Cetakan Pertama: April 2015
ISBN: 978-602-291-093-0

"Apa rasanya jika sejarah kita berubah dalam sehari? Darah saya mendadak seperempat Tionghoa, nenek saya seorang penjual roti, dan dia, bersama kakek yang tidak saya kenal, mewariskan anggota keluarga baru yang tidak pernah saya tahu: Madre." (Hal 20)

Walau terlambat baca karya Dee, jujur saya menikmati setiap kata yang disajikan dalam buku ini. Madre pernah terbit di tahun 2011. Di Madre versi ini ada 13 karya Dee berupa prosa dan cerita fiksi.

1. Madre
2. Rimba Amniotik
3. Perempuan dan Rahasia
4. Ingatan tentang Kalian
5. Have You Ever?
6. Semangkuk Acar untuk Cinta dan Tuhan
7. Wajah Telaga
8. Tanyaku Pada Bambu
9. 33
10. Guruji
11. Percakapan di Sebuah Jembatan
12. Menunggu Layang-layang
13. Barangkali Cinta

Ada beberapa cerita yang saya suka seperti Madre. Cerita tentang Tansen yang dapat warisan bernama Madre. Di tengah kebingungan dan kebimbangan akan Madre, akhirnya Tansen seperti menemukan rumah baru. Rumah yang di dalamnya ada Madre dan orang-orang yang menyayangi Madre.

"Rumah adalah tempat di mana saya dibutuhkan. Dan, Madre lebih butuh saya daripada pantai nama pun di dunia." (Hal 78)

Rimba Amniotik, percakapan Ibu dan Bayi. Saya mengangguk setuju tentang bayi yang sebenarnya adalah Ibu, bisa jadi Ayah yang hebat juga.

"Dalam rahim itu, sang ibu dibentuk dan ditempa. Embrio kecil itu mengemudikan hati, tubuh, dan hidupnya." (Hal 83)

Semangkuk Acar untuk Cinta dan Tuhan tentang hakikat cinta dan Tuhan.

"Dengan mengetahui apa itu cinta, kita akan mengetahui Tuhan. Dan ketika kita mengetahui Tuhan, kita juga jadi tahu apa itu cinta." (Hal 112)

Menunggu Layang-layang itu yang paling saya suka. Mungkin karena bercerita tentang anak muda, jadi saya senyam-senyum sendiri.

"Layang-layang itu bebas di langit. Tapi tetap ada benang yang mengikatnya di bumi." (Hal 166)

Hem, saya tidak sabar untuk menikmati karya Dee yang lain. Semoga tidak malas :D