Jendela Rumah Jiah

Dengan Membaca, Kita Mengenal Dunia

jeru-ji.blogspot.com by Jiah Al Jafara . Header by Khoirur Rohmah. Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label Diva Press. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Diva Press. Tampilkan semua postingan

Closed [Blogtour] Celia dan Gelas-Gelas di Kepalanya

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Celia dan Gelas-Gelas di Kepalanya
Penulis: Lugina W.G, dkk.
Penyunting: Addin, Muhajjah, Misni
Cetakan Pertama: Mei 2016
Penerbit: Diva Press
ISBN: 978-602-391-147-9
Halaman: 256

"Selaras Tiga?" Aku memancingnya dengan menyebutkan kelompok musik yang membuat kami berebut kaset pita.

Nima lalu memperhatikan lekat-lekat. Aku pun teringat pesannya: Pakaian apa yang aku kenakan, potongan rambutku seperti apa, sepatu yang aku kenakan.

Nima kemudian berdiri dari duduknya. Cepat, ia memasukkan pemutar kaset pitanya ke dalam tas lalu beranjak meninggalkanku begitu saja.

Home

Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Judul                          : Home – Saling Menjauh Tapi Saling Merindu
Penulis                      : Iva Afianti
Editor                         : Arini Hidajati
Tata Sampul             :  Agus
Tata Isi                       : Atika
Cetakan Pertama     : September, 2013
Penerbit                    : DIVA Press
Halaman                   : 388
Bintang                      : 2

ISBN                          : 786022553007



“Menjual rumah ini bukan hanya menjual sebuah bangunan fisik. Bagi saya, rumah ini adalah kenangan, sejarah, cinta, dan ... kehidupan itu sendiri.” Hal 9
Apa yang kamu pikirkan ketika orangtuamu -mertua- ingin menjual rumahnya? Rumah yang menjadi saksi masa kecil suamimu, peninggalan masa lalu, dan tempat berkumpul semua anggota keluarga. Apa yang akan kamu lakukan?
Truly, menantu sulung dari Kurt dan Beatrice pusing tujuh keliling saat mendapat kabar bahwa Papa mertuanya akan menjual rumah. Bukan masalah akan tinggal di mana kedua orangtuanya, tapi mengapa rumah persinggahan, tempat musyawarah semua anggota keluarga dijual? Apa hanya karena kesepian semenjak ketujuh anaknya menikah? Atau ada hal lain yang disembunyikan Papa mertuanya?
Dari segi tema, saya suka. Bukan hanya tentang rumah secara fisik, tapi apa yang terjadi di dalamnya. Sedikit baper karena saya membayangkan bagaimana orangtua saya nanti ketika semua anaknya sudah menikah dan sibuk dengan keluarga serta urusan masing-masing.
Alur yang digunakan maju, lalu mundur saling berseling mengisi jalan cerita novel ini. Mulai dari masa lalu pertemuan Kurt dan Bea hingga mereka beranak-pinak. Lalu maju ke  potongan kisah ketujuh anak mereka beserta sepupu yang banyak. Lalu masa sekarang di mana mereka merasa dekat tapi saling jauh.
Karakter yang paling banyak bermain ya si Truly. Walaupun hanya seorang mantu, ternyata dengan sifatnya yang supel mampu membuat kedua mertuanya lebih terbuka. Selain itu, karena dialah kecanggungan dari generasi tua dan muda menjadi cair.
Sayangnya, pergantian PoV kurang pas untuk menguatkan cerita. Saya paham, cuma kurang pas saja. PoV berubah-ubah dari Bea, Truly, Wisnu hingga Kurt. Saya kurang merasakan perbedaan karakter ketika PoV masing-masing.
Karena PoV juga, pergantian saya, aku, gue ada yang typo. Ada juga bahasa asing dan Jawa yang tidak ditulis miring. Untuk klimaks, saya sebenarnya berharap lebih. Sayangnya terasa datar walaupun masalah utama terselesaikan dengan baik. Dan ending? Hem, saya bisa nebak sih.
Terlepas dari kekurangannya, novel ini bisa jadi warning untuk diri saya sendiri. Orangtua itu rindu diperhatikan anak-anaknya.
“Tolong sediakan cinta, lapangkan hati, untuk mendengarkan apa yang ingin orangtua Kalian keluhkan. Mungkin menyebalkan. Tapi Kalian akan merasa, bahwa itulah bentuk rasa cinta kami pada Kalian, selain dalam bentuk doa.” Hal 337
Dan sosok Kurt, dia memang sosok suamiable dan Papa yang patut dibanggakan terlepas dari sifat otoriternya. Dan yang terakhir, rumah itu tak perlu besar, yang penting ada banyak cinta di dalamnya.
“Rumah itu... adalah tempat kita pulang. Rumah hati, rumah cinta....” Hal 317
[Reading Campaign Berhadiah Paket Buku] Tema Karya Penulis Wanita

Napoli



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Napoli
Penulis: Riskaninda Maharani
Editor: Novi Widodo
Proofreader: RN
Tata Sampul: Ann_Retiree
Tata Isi: Violet Vitrya
Pracetak: Antini, Dwi, Wardi
Cetakan Pertama: Mei 2015
Penerbit: Diva Press
Halaman: 268
ISBN: 978-602-255-893-4

"Kau tahu ada sebuah mitos dunia? Barang siapa melempar sebuah koin ke air mancur itu akan kembali ke Roma? Barang siapa melempar dua koin akan menemukan cinta? Dan barang siapa melempar tiga koin, dia akan segera menikah?"

"Sebenarnya jika dalam sebuah air mancur yang bisa membuatku menjadi seorang warga negara Italia, aku akan lebih suka pergi mengunjunginya." (Hal 22)

Revina Anjani, jatuh cinta dengan Italia tepatnya Napoli. Baginya Napoli adalah bagian dari kehidupan asli di Italia. Menjadi bagian dari salah satu apa yang disebut "menakutkan" oleh teman-teman Indonesianya dan "harus ekstra hati-hati" oleh teman-teman Italianya. Namun, Revina sendiri lebih suka menyebutnya "tantangan" dan "menggairahkan". (Hal 23)

Dengan keberanian, Revina menginjakkan kaki di Italia. Atas bantuan teman yang dikenalnya di dunia maya, dia memulai petualangannya. Stefano, lelaki dingin dan kurang perhatian itu menawari Revina tinggal di rumahnya di Napoli. Bahkan Fano yang dingin rela mengantar jemput Revina dari Napoli ke Roma untuk kuliah. Akhirnya Revina berkenalan dengan para moreno yang cukup memikat. Bagaimana kah hubungannya dengan Fano? Apa Revina akan tetap di Napoli?

Berlatar negara Italia, Napoli cukup mengesankan. Pengenalan kota-kota di novel ini cukup menarik. Deskripsi makanan, tempat, suasana, suhu dan lainnya terlihat nyata. Walaupun saya belum pernah ke Itali, tapi saya bisa merasakan keadaan di sana.

Kisah cinta Revi ya cukup menarik. Revi seperti pada umumnya, menyukai hal yang berbau romantis, perhatian yang nyata serta ucapan nyata juga. Sayang, Stefano begitu dingin, kadang membuat Revi jengkel. Hingga datang Alejandro yang juga memiliki mata hazel seperti Fano yang kelihatannya tertarik dengan Revi juga negara asal Revi, Indonesia. Alejandro juga lebih perhatian. Pilih mana hayo?

"Aku memang seorang perempuan. Tetapi, itu bukan berarti bahwa aku tidak tangguh. Aku tidak memerlukan perlindunganmu yang super." (Hal 88)

Yap, Revina adalah perempuan super, mandiri, buktinya dia bisa sampai di Italia sendiri. Kuncinya adalah keberanian dan jangan terlalu memperlihatkan bahwa dia baru pertama kali di Italia. Jadi ketika ada yang mengusik egonya sebagai wanita, dia akan marah tak peduli sudah berapa lama dia kenal dengan orang itu.

Sebenarnya saya sudah menebak siapa yang akan dipilih Revi dan ternyata benar. Kadang seseorang itu tidak banyak berkata tapi lebih banyak berbuat, menunjukkan begitu caranya mencintai.

Yang kurang dari cerita ini adalah cerita tentang Revi dan Na. Kenapa Francesco lebih memilih Na? Bagaimana bisa akhirnya mereka sama-sama kuliah di Roma? Padahal rentang waktu hubungan masa lalu Revi dan Francesco delapan tahun.

Untuk penggemar cerita ala traveling, novel ini cocok dijadikan referensi. Karena romantis itu relatif, menurut saya romantisnya masih kurang, tapi cukup manis apalagi persahabatan mereka. Apa benar pria negara lain ketika bersahabat dengan perempuan Indonesia bisa sebaik itu? Karena saya tidak tahu makanya bertanya hehe.

Baiklah. Sampai jumap direview saya selanjutnyaaaa :D