Jendela Rumah Jiah

Dengan Membaca, Kita Mengenal Dunia

jeru-ji.blogspot.com by Jiah Al Jafara . Header by Khoirur Rohmah. Diberdayakan oleh Blogger.

Pangeran Bumi Kesatria Bulan


Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Pangeran Bumi Kesatria Bulan
Pengarang: Ary Nilandari
Penyunting: Prisca Primasari
Proofreader: Kamus Tamar
Desainer Sampul: A.M. Wantoro
Tahun Terbit: Juni, 2014
Penerbit: Qanita, PT. Mizan Pustaka
Halaman: 324
ISBN: 978-602-1637-38-8

"Seperti pohon yang dihinggapi burung berkicau, merasa hidup dan dibutuhkan,..." (Hal 257)

Kita bisa memilih untuk menjadi orangtua seperti apa, tapi kita tidak bisa memilih siapa orangtua kita, kapan dan di mana kita di lahirkan (Walaupun dalam islam sebetulnya kita bisa memilih saat masih di kandungan).

Hal itu juga terjadi pada Maya, Juno, Augy, si Kembar Septi dan Okta serta Desti. Mereka adalah anak-anak yang terbuang dan diasuh oleh Bunda Wulan. Anak-Anak Bulan sebutan mereka atas perkiraan bulan kelahiran.

Maylana atau akrab disapa Maya, selalu berjuang untuk melindungi adik-adiknya, menghilangkan stigma yatim piatu kurang beruntung, anak terbuang yang tak jelas asal usulnya. Maya menikmati perannya, melupakan luka akibat penelantaran orangtua dan diperparah dengan kepergian Juno.

Geo, datang membawa harapan baru dalam kehidupan mereka. Hati Maya selalu berbunga saat bersama Geo. Tapi, insting lelaki Geo sang Pangeran Bumi menyentil Maya yang selalu melibatkan Juno dalam percakapan mereka.

Juno sang Kesatria Bulan yang pergi, tapi tidak pergi, ternyata selalu ada di dalam benak Maya. Siapa yang akan dipilih Maya si Burung Kecil? Pangeran Bumi atau Kestria Bulan yang ternyata sama-sama membantu mengatasi masalahnya?

"...tidak ada kebetulan di dunia ini. Semua bergerak mengikuti aturan dan rencanya-Nya." (Hal 95)

Novel ini sebenarnya asal comot dari Perpusda, teman saya yang memilihkan. Sekilas membaca cuplikan di belakang cover, jujur saya tertarik dengan tema yang diangkat, 'Bayi-bayi terbuang'.

Saya terhanyut dengan kisah mereka. Bagaimana mereka tumbuh dan bersosialisasi dengan masyarakat. Sebagian bayi ada yang mendapat orangtua angkat. Lalu bagaimana dengan nasib mereka yang tidak diangkat?

Contoh dari novel ini adalah Okta kembaran Septi yang menderita sindrom Asperger dan Hemifacial Microsomia. Dengan kekurangan tersebut, tak ada yang mau mengangkat Okta. Beruntung ada Septi, yang menguatkan Okta dan menolak diadopsi jika tidak dengan Okta.

"Jangan katakan itu tidak mungkin. Kemungkinan itu selalu ada." (Hal 298).

Kemungkinan bahwa mereka sebenarnya tidak benar-benar dibuang juga ada. Begitu yang Augy pikir. Dulu Maya juga berpikir seperti itu, orangtuanya datang, memberi kebahagiaan. Lalu ketika Ibu Juno datang, justru apa yang dihayalkan Maya membuatnya terluka.

"Ternyata orang-orang yang saling dekat pun tidak mengetahui segalanya tentang diri masing-masing. Barangkali itu yang membuat suatu hubungan menjadi menarik dan hidup. Terus belajar, selalu ada kejutan, belajar lagi. Seperti membaca buku mengasyikkan yang tak ada habisnya, dan tak ingin habis." (Hal 290).

Sosok Maya sebagai bayi yang pernah terbuang kemudian menjadi pribadi yang luar biasa mandiri. Juno yang menerima dan memberi kesempatan Ibu yang pernah meninggalkannya di rumah sakit. Geo, saya sangat suka karakternya yang menurut saya kuat. Dia yang membantu Maya, suportif dengan Juno dan diakhir membuat saya sedih tapi bahagia.

"... Dua sungai yang mengalir berdampingan tidak harus bersatu dan bermuara pada titik yang sama. Tetapi keduanya masih bisa memberikan manfaat bagi satu sama lain dan lingkungan mereka." (Hal 315)

Catatan:
- Kata setelah dialog banyak yang kapital (Bukan nama orang), harusnya huruf kecil.

Kadang, kita memiliki keluarga tapi tidak seperti keluarga. Bersyukurlah karena kita memiliki keluarga, bukan bayi-bayi yang terbuang seperti mereka yang kadang dipandang sebelah mata.


New Authors Reading Challenge 2015

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Pertengahan Maret ini, saya mencoba untuk ikut New Authors Reading Challenge 2015. Level yang saya ambil Middle dengan membaca 15-30 judul buku dari pengarang baru yang saya tahu. Kategori lain pas dulu.

Doa saya, semoga bisa naik level dan tentunya dapat menyelesaikan challenge tersebut dengan baik, amin :D


Maret:

1. Pangeran Bumi Kesatria Bulan by Ary Nilandari
2. Pojok Lavender by Primadonna Angela

April

1. Babu Backpacker by Aisy Laztatie, dkk
2. All I (N)ever Wanted by Maida Ivana
3. Kekasih Terbaik by Dwitasari
4. Ketawa Ketiwi Bareng Nasruddin Hodja By Dian Kristiani

Juni
2. Kynigos by Yoana Dianika
4. Madre by Dee Lestari
6. Napoli by Riskaninda Maharani

Juli

1. Sepotong Hati yang Baru by Tere Liye

September

1. Precious Lady by Acariba
2. The Coffee Shop Chronicles by Aditia Yudis, dkk

November

1. Home by Iva Afianti

Desember

1. Ungu Pernikahan by Titie Said, Pipiet Senja, Maria A, Sardjono, dkk
2. The Great Escape – Pelarian Sang Pengantin by Susan Elizabeth Philips

Dahsyatnya Ibadah Haji

1090.jpg
Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Judul: Dahsyatnya Ibadah Haji
Penulis: Abdul Cholik
Editor: Akhmad Muhaimin Azzet
Desain Sampul: Bang Doel
Penerbit: Quanta, PT Elex Media Komputindo
ISBN: 998141907
978-602-02-4810-3
Tahun Terbit: 2014
Halaman: 233

Labbaika Allaahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wan ni'mata laka wal-mulka laa syariika lak.

Haji merupakan rukun islam yang nomor lima. Banyak orang islam pada dasarnya ingin melaksanakan haji. Tapi, haji itu tidak seperti rukun islam lain. Untuk melaksanakan haji kita harus mampu. Mampu dalam hal apa?

Lewat buku Dahsyatnya Ibadah Haji: Catatan Perjalanan Ibadah di Makkah dan Madinah karya Pak Dhe Cholik ini kita bisa menemukan jawabannya. Kenapa buku ini?

Jujur, di luaran sana termasuk saya, membaca buku non fiksi kadang membuat ngantuk. Bahasa yang digunakan seperti buku pelajaran anak sekolah. Beda dengan buku ini. Bahasa yang Pak Dhe gunakan ringan, pas ngena untuk kita yang butuh pencerahan tentang ibadah haji dari orang yang sudah berhaji.

Buku ini merupakan catatan perjalanan haji Pak Dhe pada tahun 2006/2007 di usianya yang lebih dari 55 tahun. Kenapa baru berhaji di usia itu? Alasannya karena kesiapan biaya (Bukan hanya biaya hidup tapi juga pendidikan) dan juga cita-cita beliau yang ingin memberangkatkan Emak tercinta terlebih dahulu.

Ada 61 judul dalam buku ini mulai dari awal pendaftaran tabungan haji, persiapan dalam haji (Termasuk manasik haji dan benda-benda yang sebaiknya dibawa), saat naik, di dalam sampai turun pesawat, saat berhaji sampai berziarah dan rekreasi setelah berhaji serta pulang dengan selamat dari haji.

Selain sebagai jurnal, buku ini cocok disebut buku tip dan trik ala Pak Dhe. Tip dan trik dengan checklist barang bawaan, menandai koper, membawa karet gelang dalam thawaf, membawa teko listrik, mengingat tanda medan yang ada di sekitar sampai trik menyiasati hajat penting. Tak lupa juga doa maupun bacaan dalam buku panduan perjalanan haji juga turut disampaikan.

Perjalanan yang begitu jauhnya dengan biaya, persiapan yang tidak sedikit tak ada artinya tanpa niat yang baik.

"Saya dan istri perlu meluruskan niat, yaitu naik haji hanya karena Allah atau naik haji sebagai ibadah. Niat lurus ini sungguh penting, agar ibadah yang akan kami laksanakan sekali dalam seumur hidup ini dapat ridha dari Allah SWT. Kami ke tanah suci bukan untuk bersenang-senang dan rekreasi. Kami juga tidak ada niatan agar setelah pulang dari ibadah haji ini mendapat gelar haji dan dipanggil Pak dan Bu Haji." (Hal 7)

Bagi saya sendiri, niat juga menjadi syarat dari kemampuan berhaji. Kenapa? Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti saat kita melaksanakan haji. Bisa jadi medan yang kita tempuh tidak sesuai dengan bayangan kita atau kita diberi sedikit cobaan. Jadi ketika kita sudah meluruskan niat, kita pun akan ikhlas menghadapi semuanya.

"... Ibadah haji memang membutuhkan kemampuan. Itulah sebabnya seorang boleh menunaikan ibadah jika dia istitha'ah atau mampu. Kemampuan bukan hanya secara finansial bisa membayar ongkos naik haji, tetapi juga kemampuan fisik, mental, dan ilmu pengetahuan yang baik. Tentunya juga diawali dengan niat yang lurus agar mendapat ridha dan barakah dari Allah SWT." (Hal 2244)

Sedikit koreksi dalam buku ini:

1. Hal 26 paragraf kedua: menyilaukan mat, harusnya mata. Keterangan gambar, pedagang kali lima, harusnya kaki lima.

2. Hal 58 paragraf empat: apalagi dalan thawaf, harusnya dalam.

3. 129-130 paragraf akhir: ... Karena kami akan melaksanakan, tidak ada kelanjutannya dan langsung gambar. Mungkin kalimat yang masuk adalah melaksanakan jumrah.

4. Hal 137 paragraf kedua kalimat terakhir: saya dan istri dapat melempar, langsung gambar. Melempar jumrah.

5. Hal 138 paragraf kedua kalimat terakhir: memotong sebagian rambut karena waktu berangkat, langsung gambar. Melengkapi kalimat mungkin, sudah tahallul.

Kesalahan wajar tapi tetap harus diperbaiki. Untuk isi buku Dahsyatnya Ibadah Haji, bagi saya sudah TOP dan ya saya ikut merasakan ketegangan dalam berhaji. 

foto1092-001.jpg

Semoga kelak kita dimantapkan hati, kemampuan sehingga kita bisa melaksanakan panggilan-Nya seperti Pak Dhe, amin....

lomba-resensi-buku-dahsya.jpg

Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Menulis Resensi Buku Dahsyatnya Ibadah Haji